Bank Indonesia: 28 Negara Minta Bantuan Keuangan dari IMF, Indonesia Harus Waspada Hadapi Tekanan Global

21 Oktober 2022, 16:22 WIB
Bank Indonesia: 28 Negara Minta Bantuan Keuangan dari IMF, Indonesia Harus Waspada Hadapi Tekanan Global /maxpixel.net/

BANDUNGRAYA.ID – Bank Indonesia: 28 negara minta bantuan keuangan dari IMF, Indonesia harus waspada hadapi tekanan global.

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti mengatakan bahwa ada 28 negara yang telah meminta bantuan keuangan ke Dana Moneter Internasioanal atau IMF(International Monetery Fund).

Dalam peluncuran Buku Kajian Stabilitas Keuangan No.39 September 2022 yang dipantau secara virtual di Jakarta, Destry menyampaikan banyak hal terkait masalah yang di hadapi dunia saat ini.

“Ini merupakan informasi di dalam pertemuan IMF yang baru saja selesai di Wangshinton D.C, Amerika Serikat,” ujar Destry dalam peluncuran buku Kajian Stabilitas Keuangan No.39 September 2022 dikutip oleh BandungRaya.id dari Antara.

Baca Juga: JANGAN BELI 5 Obat Sirup Ini untuk Anak Anda: BPOM Bilang Ada Kandungan Cemaran EG dan DEG

Perlambatan ekonomi secara global menjadi fenomena yang mendasari terjadinya permintaan bantuan keuangan tersebut.

Terlebih perkiraan terjadinya resesi pada tahun 2023 mendatang.
Destry menyebutkan adanya VUCA (Volatility, Uncertainty,

Complexity, and Ambiguity) atau suatu kondisi terkait adanya ketidakpastian yang mana terjadi perubahan yang sangat cepat, tidak terduga dan tidak dapat dikontrol yang sedang dunia hadapi saat ini.

Kondisi tersebut secara langsung maupun tidak langsung memberikan tekanan baik itu pada negara maju maupun negara-negara berkembang.

Baca Juga: Line-Up Nottingham Forest vs Liverpool Pekan ke-13 Liga Inggris: 22 Oktober 2022, Begini Prediksinya

Amerika Serikat menjadi negara maju yang mengalami VUCA dan sedang menghadapi tekanan inflasi yang sangat tinggi.

Amerika Serikat menghadapi ini dengan mengambil langkah dengan mengeluarkan kebijakan moneter melalui suku bunga acuan yang meningkat dan agresif.

Kebijakan moneter tersebut berdampak pada Amerika Serikat begitupun negara maju lainnya serta negara berkembang termasuk Indonesia yang mendapatkan tekanan.

Baca Juga: Link NONTON Film 365 Days Season 3 Sub Indo Tanpa IndoXXI, Drakorindo, Rebahin, LK21 Legal di Sini

Destry juga mengatakan adanya VUCA juga semakin diperparah dengan meningkatnya tensi geopolitik yang menyebabkan perang antara Rusia dan Ukraina.

Selain itu, adanya fenomena heatwave atau gelombang panas di banyak negara, kebijakan proteksionisme dari berbagai negara serta kebijakan zero covid di China menyebabkan ekonomi negeri melambat pertumbuhannya.

Destry dengan tegas mengatakan bahwa Indonesia harus tetap waspada dari banyaknya tekanan global yang ada dan mengimbau untuk selalu berhati-hati.

Baca Juga: Gagal Ginjal Auto Minggat Jika Komsumsi Resep dari  dr. Zaidul Akbar, Dijamin Ampuh!

“Kita waspada karena gejolak, volatilitas, ataupun tekanan yang terjadi di ekonomi global setidaknya akan masuk mempengaruhi ekonomi Indonesia”, ujar Destry.

Namun, ia menegaskan bahwa Indonesia harus selalu optimis karena memiliki daya dukung ekonomi yang bervariasi dan solid serta ekonomi domestik yang kuat.

Destry juga menyampaikan bahwa sampai saat ini Indonesia masih dalam posisi aman.

Baca Juga: 4 Jenis Vitamin yang Bisa Tingkatkan Kesuburan, Cocok Dikonsumsi Untuk yang Ingin Jalani Promil

Pertumbuhan perkonomian Indonesia masih terjadi pada kuartal kedua tahun 2022 yaitu sebanyak 5 persen dan diperkirakan akan tumbuh antara 4,5 hingga 5,3 persen.***

Editor: Rizal Sunandar

Tags

Terkini

Terpopuler