Indonesia Resmi Alami Resesi, Pertumbuhan Ekonomi Kembali Minus Dua Kuartal Berturut-turut

5 November 2020, 14:35 WIB
Ilustrasi krisis.* /Pixabay/Markus Winkler/

PR BANDUNG RAYA - Indonesia resmi jatuh ke dalam jurang resesi, setelah menunjukan kontraksi ekonomi yang tumbuh negatif selama dua kuartal berturut-turut, yang terjadi karena dampak dari pandemi Covid-19.

Sebagaimana diketahui, Indonesia memiliki kasus penyebaran Covid-19, dan jumlah kematian tertinggi di Asia Tenggara.

Pandemi Covid-19 juga menjadi faktor penyebab yang menghantam aktivitas bisnis di Indonesia, dan berdampak pada sekira 3,5 juta orang kehilangan pekerjaan pada 2020.

Baca Juga: Apple Watch Kini Resmi Dapat Terhubung ke Spotify, Awalnya Hanya Lakukan Uji Coba

Dilansir Prbandungraya.pikiran-rakyat.com dari Antara News, kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto pada Kamis, 5 November 2020 mengatakan bahwa perekonomian Indonesia kembali mengalami penyusutan.

Pada Juli hingga September atau triwulan III 2020, BPS mencatat ekonomi Indonesia mengalami kontraksi hingga 3,49 persen.

Sementara pada triwulan II 2020 aktivitas ekonomi yang terhambat oleh adanya pandemi Covid-19 menunjukkan pertumbuhan negatif hingga 5,32 persen.

Baca Juga: Norovirus Sudah Menyebar di Indonesia, Ini Bentuk Gejala yang Harus Diketahui

Berdasarkan data yang menunjukan pertumbuhan negatif selama dua triwulan berturut-turut, Suhariyanto mengatakan maka Indonesia telah resmi mengalami resesi.

Resesi juga pernah dialami Indonesia sebelumnya yakni pada 1998, saat terjadi krisis keuangan di Asia.

Akan tetapi, meski terjadi kontraksi tahunan, perekonomian pada kuartal III telah menunjukkan perbaikan di semua sektor, jika dibandingkan dengan tiga bulan sebelumnya.

Baca Juga: Head to Head Arsenal vs Molde pada 6 November 2020, Prediksi Susunan Pemain Hingga Prediksi Skor

Secara keseluruhan ekonomi mengalami kenaikan sebesar 5,05 persen pada triwulan ke-3, yang memperlihatkan adanya pemulihan ekonomi yang signifikan.

Pada skala triwulan penyesuaian pendapatan domestik bruto (PDB) tumbuh 5,05 persen pada periode Juni hingga September, namun angka tersebut masih di bawah ekspektasi dari kenaikan 5,34 persen.

Sementara ekonom OCBC Wellian Wiranto, memberikan tanggapan terkait momentum yang lemah dari pertumbuhan ekonomi pada triwulan ke-3.

Baca Juga: Murka, Ole Luapkan Kemarahan Usai MU Kalah di Grup Neraka yang Sempat Disebut 'Segini Doang'

Welliam berpendapat penyusutan ekonomi tersebut akan berdampak pada PDB triwulan ke-4, yang cenderung melihat pertumbuhan masih pada cetakan negatif.

Secara signifikan pada triwulan-4 akan mendorong penyusutan PDB setahun penuh menjadi minus 2 persen.

Pemerintah telah berjanji akan mempercepat pengeluaran untuk mendorong PDB agar kembali tumbuh pada kuartal ini.

Baca Juga: Siapin Budgetnya, Ini Kisaran Harga PS5 yang Akan Dijual di Indonesia

Sementara Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo mengatakan bank sentral memiliki ruang lebih lanjut untuk bertindak setelah penurunan suku bunga.

lebih dari 30 miliar USD atau sekitar Rp432 triliun dilakukan untuk pembelian obligasi pemerintah, termasuk di pasar primer.***

Editor: Abdul Muhaemin

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler