PR BANDUNGRAYA - Sejak Oktober lalu, lonjakan harga Bitcoin mencapai 300 persen. Hal tersebut telah menghidupkan kembali pasar ‘abu-abu’ Tiongkok dalam perdagangan cryptocurrency.
Akibatnya, itu membuat regulator waspada atas risiko keuangan dan arus keluar modal karena lonjakan volatilitas.
Tiongkok menutup pertukaran mata uang kripto lokalnya pada tahun 2017, membekap pasar spekulatif yang telah menyumbang 90% dari perdagangan bitcoin global.
Baca Juga: Aung San Suu Kyi Muncul Perdana di Hadapan Publik Sejak Kudeta, Ini Kata Pengacaranya
Investor darat sekarang memperdagangkan bitcoin pada platform yang dimiliki oleh bursa Tiongkok yang telah pindah ke luar negeri, termasuk Huobi dan OKEx.
Ruang obrolan perdagangan Tiongkok yang pernah tidak aktif di media sosial menjadi lebih sibuk.
Dikutip PRBandungRaya.com dari Reuters, Paris Chang yang membuka akun bulan Februari di bursa cryptocurrency Binance mengatakan bahwa ia mencari peluang investasi.
Baca Juga: Cara Dapat Subsidi Listrik Bulan Maret 2021, Ternyata Bisa Klaim Lewat WA dan Website PLN
Paris Chang juga mengatakan bahwa pasar tersebut untuk orang-orang yang berbesar hati.
Ia dianggap mengesampingkan kekhawatiran atas volatilitas dan aksi jual baru-baru ini.