Siap-Siap Gelombang PHK Terus Berlanjut di Tengah Resesi, Kadin: PHK Itu Sudah Otomatis

- 9 November 2020, 08:10 WIB
Ilustrasi buruh pabrik. Gelombang PHK akan terus berlanjut di masa resesi yang tengah menimpa Indonesia akibat pandemi Covid-19.
Ilustrasi buruh pabrik. Gelombang PHK akan terus berlanjut di masa resesi yang tengah menimpa Indonesia akibat pandemi Covid-19. /ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

PR BANDUNGRAYA - Selain dihadapkan pada pandemi Covid-19, ekonomi Indonesia saat ini tengah masuk ke dalam jurang resesi.

Ketua Koordinator Gas Industri Kamar Dagang dan Industri (Kadin), Ahmad Wijaya, memaparkan bahwa resesi memiliki dampak yang sangat besar bagi pengusaha dan sektor bisnis di Indonesia.

Resesi ini dapat memicu gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di hampir seluruh wilayah di Indonesia.

Baca Juga: Klopp dan Guardiola Gemakan Rasa Frustrasi Ole Gunnar Solskjaer

Oleh karena itu, menurut Ahmad, gelombang PHK akan terus berlanjut apabila stimulus ekonomi bagi sektor manufaktur di masa resesi tidak berjalan secara maksimal.

"PHK itu sudah otomatis kalau memang kita tidak mendapatkan dukungan stimulus yang betul-betul membantu proses manufaktur, itu nanti otomatis para pengusaha juga tahu," tutur Ahmad pada Senin, 9 November 2020.

Lebih lanjut, pandemi Covid-19 telah menjerumuskan ekonomi nasional ke dalam kontraksi yang parah.

Baca Juga: YG Entertainment Dinilai Anak Tirikan iKON, Fans Ramai Cuitkan #STOPiKONMISTREATMENT Serta Bukti

"Sejak Covid-19 hingga saat ini, kita sepakat dengan buruh, mana yang perlu dikerjakan. Apa yang sudah kita sepakati, itu yang kita jalani," katanya.

Selain itu, Ahmad menilai bahwa dalam kondisi resesi seperti saat ini, pemerintah perlu bertindak lebih tegas dalam memberikan stimulus korporasi bagi pengusaha.

Pasalnya pengusaha tidak dapat bergantung pada modal mandiri yang dinilai cukup terbatas, sehingga diperlukan adanya stimulus korporasi dari pemerintah.

Baca Juga: Baju TXT di Video Klip Blue Hour Pamerkan Otot Perut, Begini Tanggapan Polos Para Member

Kendati demikian, sejak Maret 2020, Ahmad memaparkan bahwa cash flow semakin tergerus, namun tetap dipaksa untuk menanggung kerugian hingga saat ini.

Terlebih lagi, demand dari pasar yang melemah lantaran daya beli masyarakat semakin menurun juga memperparah kondisi tersebut.

"Ke depan pemerintah juga harus siapkan, para pengusaha kan mengharpkan bahwa stimulus yang sudah diberikan bisa dijalankan tanpa ada birokasi," tutur Ahmad.

Baca Juga: Manchester City vs Liverpool, De Bruyne Gagal Membuat City Unggul atas Liverpool

Relaksasi bagi pengusaha berada di pundak pemerintah. Oleh karena itu, pemerintah merupakan satu-satunya harapan yang dapat memberikan keselamatan dan kenyamanan bagi para pengusaha.

"Hal yang paling penting adalah mau itu resesi atau Covid-19, yang masih menjadi pertanyaan, pemerintah menjaga kedamaian politik tidak? Kalau ini tidak dijaga, ini berpengaruh pada pengusaha. Dengan begitu, konsumsi juga akan terganggu," kata Ahmad.

Dilansir dari RRI, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada kuartal III tahun 2020 turun menjadi minus 3.49 persen secara year on year.***

Editor: Fitri Nursaniyah

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x