Indonesia 'Kecipratan' Kemenangan Joe Biden di Pilpres AS, Bahkan Sudah Sejak Seminggu Terakhir

- 9 November 2020, 11:52 WIB
Joe Biden Menang, perkuat Rupiah
Joe Biden Menang, perkuat Rupiah /PR Indramayu

PR BANDUNG RAYA - Perekonomian Indonesia disebut telah kena dampak dari kemenangan Joe Biden di Pilpres AS yang baru saja usai.

Bahkan dampak ekonomi Indonesia dari Pilpres AS yang dimenangkan Joe Biden tersebut sudah terasa sejak seminggu terakhir.

Ekonom INDEF Bhima Yudhistira menuturkan investor-investor luar sudah mulai berani masuk ke Indonesia dan sejumlah negara berkembang lainnya.

Baca Juga: Berikut Perkembangan Kasus Covid-19 di Jawa Barat per Senin, 9 November 2020

"Dampaknya sudah terasa bahkan pada minggu terakhir sebelum penutupan Pemilu. Kita lihat investor sudah mulai berani masuk ke Indonesia dan negara berkembang," kata Bhima.

Sebagaimana dikutip PR Bandung Raya dari PRFMNews.id di artikel berjudul Joe Biden Menangi Pilpres AS, INDEF: Dampak Ekonominya Sudah Terasa ke Indonesia Seminggu Terakhir sebelum Joe Biden terpilih sebagai Presiden AS yang baru, para investor tersebut sempat khawatir jika Donald Trump kembali menjadi Presiden AS.

Dia menyebutkan bahwa kemenangan Joe Biden di Pilpres AS membawa angin segar bagi para pelaku pasar global.

Baca Juga: Lowongan Kerja Hari Ini: Ada BUMN, Beragam Posisi Dibutuhkan, Bahkan Ada yang Gajinya Rp8 Juta

Soalnya, kebijakan Biden cenderung menurunkan tensi perang dagang, memberikan stimulus yang lebih besar untuk kelas pekerja di AS, serta kebijakannya pro terhadap lingkungan.

Kebijakan Biden tersebut ujar Bhima banyak menguntungkan Indonesia secara langsung.

Bukan hanya dari sektor keuangan, tapi juga akan menguntungkan sektor perdagangan dan investasi dalam jangka panjang.

Baca Juga: Saat Kinerja Ekonomi Jawa Barat Mulai Pulih, Sektor Konstruksi Masih Sulit

"Contohnya, kita ini penghasil kelapa sawit terbesar, tapi Biden pro terhadap lingkungan sehingga ada tantangan tidak semua produk sawit dan turunannya bisa unggul. Karena dengan adanya hambatan sertifikasi lingkungan yang lebih ketat misalnya, membuat beberapa perusahaan sawit yang belum memiliki sertifikasi susah bersaing," katanya.

"Tapi kalau lihat selain sawit, ada yang diuntungkan dengan pemulihan ekonomi lebih cepat, misalnya adalah produk baju, pakaian jadi, sepatu, sampai cokelat, vanila, kopi itu semua akan diuntungkan dengan adanya pemulihan ekonomi di AS yang lebih baik," katanya.

Namun yang lebih penting adalah Indonesia harus bisa memanfaatkan keuntungan-keuntungan yang bakal dihadirkan Biden tadi.

Baca Juga: Jokowi: Pandemi Harus Dimanfaatkan Sebagai Momentum untuk Memperbaiki Ekosistem Pendidikan Nasional

Karena akan percuma jika Indonesia tidak bisa memanfaatkannya.

"Kalau Indonesia tidak memanfaatkannya percuma juga, negara lain seperti Vietnam, Thailand, Malaysia yang lebih siap untuk mengambil peluang itu," katanya.

Sementara mengenai perang dagang Amerika-China dia mengatakan, bahwa kebijakan Biden akan berbeda dengan Trump.

Biden kata dia dalam perang dagang ini akan lebih mengedepankan pendekatan institusional.

Baca Juga: Hati-Hati! Viral Modus Lubangi Kamar Kos Diduga untuk Mengintip, Ramai di TikTok Ungkap Kejadiannya

Ini berbeda halnya dengan Trump yang terlalu konfrontatif dengan menaikan tarif produk yang bukan hanya barang tapi juga teknologi dari China. Hal itu ternyata malah merugikan masyarakat AS.

"Mereka (masyarakat) ingin mengimbangi kekuatan China ini bukan dengan cara perang dagang yang eskalasinya merugikan, tapi dengan negosiasi dengan cara-cara yang lebih halus," katanya.

Dengan pengalamannya sebagai mantan Wakil Presiden, Biden kata Bhima dapat melakukan pendekatan institusional untuk mengimbangi kekuatan ekonomi China.

"Biden punya pengalaman sebelumnya jadi wakil (Wakil Presiden) Barack Obama, dia lebih ke pendekatan institusional tidak ngancem-ngancem, tapi lebih bisa memberikan suasana tenang. Harapannya dengan cara itu, tensi perang dagang akan mereda," katanya.***

Editor: Abdul Muhaemin

Sumber: PRFM


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah