Emas Naik 2,7 Dolar di Tengah Ketidakpastian Stimulus AS, Sementara Rupiah Menguat 5 Poin

- 13 Oktober 2020, 10:50 WIB
Ilustrasi emas.
Ilustrasi emas. /PEXELS/Michael Steinberg

 

PR BANDUNG RAYA - Di tengah kekhawatiran investor atas ketidakpastian rancangan undang-undang bantuan virus corona ketika pemilu AS kurang dari sebulan lagi. Harga emas berjangka sedikit menguat pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), mencatat kenaikan untuk hari ketiga berturut-turut.

Sementara itu, nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa pagi bergerak menguat 5 poin atau 0,03 persen menjadi Rp14.695 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.700 per dolar AS.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi COMEX New York Mercantile Exchange, terkerek 2,7 dolar AS atau 0,14 persen, menjadi ditutup pada 1.928,90 dolar AS per ounce. Akhir pekan lalu 9 Oktober 2020, emas berjangka melonjak 31,1 dolar AS atau 1,64 persen menjadi ditutup pada 1.926,20 dolar AS.

Baca Juga: Bak Budak dan Digiring Keliling Jalanan, Aksi Polisi Terhadap Pria Kulit Hitam di AS Tuai Sorotan

Emas berjangka juga menguat 4,3 dolar AS atau 0,23 persen menjadi 1.895,10 dolar AS pada Kamis , setelah terpangkas 18 dolar AS atau 0,94 persen menjadi 1.890,80 dolar AS pada Rabu, dan jatuh 11,3 dolar AS atau 0,59 persen menjadi 1.908,80 dolar AS pada Selasa.

Investor prihatin dengan situasi politik AS secara umum saat pemilu AS akan berlangsung kurang dari sebulan lagi dan ada ketidakpastian apakah proses politik AS akan dapat mendorong rancangan undang-undang COVID-19 sebelum pemilu atau bahkan mungkin sebelum akhir tahun ini.

Pemerintahan Trump pada Minggu, meminta Kongres untuk mengesahkan RUU bantuan virus corona yang dilucuti menggunakan dana sisa, ketika negosiasi tentang paket yang lebih luas mengalami penolakan.

Baca Juga: Dituduh Jadi Dalang Aksi Demo UU Cipta Kerja, SBY Minta Negara Ungkap Aktor Intelektual Sebenarnya

"Kami berbicara triliunan (dalam stimulus) satu hari dan itu miliaran pada hari berikutnya dan itu (mungkin) akan menjadi jutaan berikutnya. Rasanya semakin kecil menjelang pemilihan," kata Phillip Streible, kepala strategi pasar di Blue Line Futures di Chicago sebagaimana dikutip Prbandungraya.pikiran-rakyat.com dari Antara, Selasa 13 Oktober 2020.

Kemungkinan RUU stimulus virus corona AS yang lebih kecil membebani emas, tambahnya.

Emas telah naik lebih dari 26 persen sepanjang tahun ini dibantu oleh stimulus dari pemerintah-pemerintah dan bank-bank sentral global karena dianggap sebagai lindung nilai terhadap risiko inflasi dan pelemahan mata uang.

Baca Juga: Vaksin Covid-19 Segera Tersedia di Indonesia, Menkes Prioritaskan Kalangan ini

Investor juga mengawasi pemilihan AS yang akan datang yang akan datang dalam beberapa minggu, di mana kandidat Demokrat Joe Biden dianggap lebih mungkin untuk menang.

"Emas akan lebih tinggi jika Biden menang karena dia akan mengeluarkan banyak uang," kata Bob Haberkorn, ahli strategi pasar senior di RJO Futures, menambahkan segala hal yang tidak diketahui pada malam pemilihan juga akan memberikan dukungan.

Kenaikan harga emas juga dibatasi karena indeks utama pasar saham AS dan indeks ekuitas di seluruh dunia menguat. Tidak ada laporan ekonomi pada Senin 12 Oktober 2020 karena libur Hari Columbus.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember naik 16,3 sen atau 0,65 persen menjadi ditutup pada 25,271 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari turun 18 dolar AS atau 2,01 persen menjadi menetap pada 876,3 dolar AS per ounce.***

Editor: Abdul Muhaemin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah