Bukan Hanya Kisah Cinta Segitiga, Drama Start-Up Suguhkan Pelajaran Parenting dari Keluarga Do San

- 24 November 2020, 08:24 WIB
Nam Joo Hyuk sebagai Nam Do San dalam drama Start-Up.
Nam Joo Hyuk sebagai Nam Do San dalam drama Start-Up. /Instagram.com/@startuptvnofficial

PR BANDUNGRAYA – K-drama Start-Up bukan hanya memperlihatkan perdebatan Tim Nam Do San atau Tim Han Ji Pyeong.

Diluar itu, drama yang menyuguhkan kisah cinta segitiga tersebut memiliki beberapa pelajaran yang bisa diambil, yaitu soal parenting.

Dikutip oleh prbandungraya.pikiran-rakyat.com melalui Instagram Tiga Generasi @tigagenerasi, ada pelajaran berharga dari keluarga Nam Do San.

Baca Juga: Ditempatkan di Sel Laki-laki, Begini Kronologi Penangkapan Millen Cyrus

Drama Star-Up menceritakan ambisi Seo Dal Mi yang ingin membuktikan kepada kakak nya Won In Jae yang bisa merintis usaha.

Selain itu, bumbu-bumbu Start-Up pun diisi oleh cinta segitiga antara Seo Dal Mi, Nam Do San, dan Han Ji Pyeong.

Pada episode ke-10, terlihat Nam Do San tidak merasa percaya diri terhadap dirinya, ia pun hanya menginginkan pengakuan dari sang ayah.

Baca Juga: 1 HARI LAGI TUTUP! Klik https://linktr.ee/BPUMtahap2 untuk Daftar BLT UMKM Rp2,4 Juta Kota Bandung

Menurut Psikolog, Yasmine Nur Edwina, ada hal yang perlu dihindari agar memiliki anak yang percaya diri.

Perilaku yang ditunjukan Nam Do San yang tidak suka dianggap hebat, terkadang sulit mengambil keputusan, tida tahu langkah konkret mencapai tujuan, sering merasa gagal serta berpura-pura hebat.

Ternyata hal tersebut bisa jadi bentuk krisis identitas dan kepercayaan diri, yang dialaminya sejak kecil.

Baca Juga: Cek Rekening! Kemdikbud Mulai Salurkan Bantuan untuk Guru Honorer, Klik info.gtk.kemendikbud.go.id

Pertanyannya adalah, apa yang membuat Nam Do San tidak percaya diri dan tidak mengoptimalkan potensinya, berikut hal yang harus dihindari agar anak bisa tumbuh lebih percaya diri.

1. Hindari mengapresiasi keberhasilan semata, bukan proses yang dilalui anak

Terlihat pada episode sebelumnya, Nam Do San berhasil menjadi juara olimpiade matematika sejak kecil, namun keberhasilan tersebut karena ia tak sengaja melihat jawaban orang yang kertasnya terjatuh disamping kursi nya.

Baca Juga: Turun! Update Harga Emas Antam dan UBS di Pegadaian Hari Ini Selasa 24 November 2020

Orang tua nya hanya mengapresiasi ketika ia meraih juara olimpiade, dan tidak melihat proses Nam Do San, padahal ia sudah pintar matematika sejak kecil.

Mennurut Yasmine, jika orang tua hanya mengapresiasi anak ketika dia berhasil saja, anak hanya bisa menghargai dirinya ketika berhasil saja.

Ketika ia gagal dan tidak membanggakan, lebih cenderung untuk frustasi dan selalu berpikir untuk selalu berhasil agar diapresiasi.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Cinta Lengkap Hari Ini 24 November 2020: Ada Mantan Minta Balikan?

2. Hindari mengkritik atau menghukum anak dengan kekerasan verbal maupun fisik

Ketika Nam Do San melakukan kesalahan, ayahnya selalu melakukan kekerasan verbal dan fisik, seperti ucapan ayahnya ketika ia bilang bahwa Nam Do San bukan penerus keluarga Nam yang membanggakan.

Ternyata menurut Psikolog pun kata-kata yang diucapkan oleh orang tua bisa menjadi cara anak berbicara pada dirinya sendiri.

Baca Juga: Pengangguran Meningkat di Tengah Pandemi Covid-19, Menkeu Sebut Bukan Hanya Itu Alasannya

Yasmine mengungkapkan bahwa jika kritik yang diberikan hanya berupa label negatif dan tidak ada saran membangun, anak bisa jadi menilai dirinya sendiri seperti label yang diberikan orang tua.

3. Hindari membandingkan anak dengan orang lain

Perilaku yang sering diterima Nam Do San adalah dibandingkan dengan anak orang lain, ternyata ini hal yang harus dihindari.

Baca Juga: Update Corona Jawa Barat Per Hari Ini, 24 November 2020: Waspada Risiko Tinggi di Zona Merah

Pasalnya, kemampuan diri anak yang dibandingkan dengan orang lain bisa membuatnya merasa sangat terbebani.

Pada kasus Nam Do San, ia selalu menjadi pembanding bagi anak-anak lain yang tidak secerdas dirinya, membuat Nam Do San memiliki beban harus selalu jadi hebat.

4. Hindari memuji anak secara berlebihan

Baca Juga: Jadwal Acara TV RCTI, SCTV, dan Trans 7 Hari Ini, Selasa 24 November 2002: Jangan Lewatkan Perempuan

Memberikan pujian setiap waktu tanpa ada alasan yang jelas pun bisa membuat anak terbebani dengan label pujian dari orang tua.

Anak jadinya merasa perlu selalu membuktikan hal tersebut.

5. Hindari menuntut anak tanpa menjadi pendengar yang baik, dan tempat berpulang yang aman

Baca Juga: 4 Cara Sederhana Merawat Tanaman Anggrek Agar Berkembang Sepanjang Tahun, Nomor 3 Sering Diabaikan

Anak membutuhkan sosok yang menyayanginya apa adanya, mendengarkan, dan menerima segala emosi yang dirasakan.

Dengan demikian, anak tidak takut gagal, karena anak ia tahu bahwa ia tetap memiliki orang tua yang bisa mendukungnya disaat gagal.

Sebagai seorang anak, Nam Do San hanya berharap bisa diterima, disayang dan diakui sebagai anak oleh ayahnya saja.

Baca Juga: Parkir Liar Menjamur di Kota Bandung, Dishub Akan Terapkan Aturan Derek Paksa

Anak agar membuat dirinya berharga yaitu dengan unconditional love dari sang orang tua.

Karena salah satu tantangan terberat menjadi orang tua adalah menyayangi dan menerima anak seutuhnya. Tanpa embel-embel prestasi, pendidikan, jabatan, dan hal yang melekat pada dirinya.***

Editor: Fitri Nursaniyah

Sumber: Instagram/@tigagenerasi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x