Sapardi Djoko Damono Meninggal Dunia, Warganet Berduka: Hujan Justru Bergeser ke Bulan Juli

- 19 Juli 2020, 10:40 WIB
Sapardi Djoko Damono.*/instagram.com/@damonosapardi
Sapardi Djoko Damono.*/instagram.com/@damonosapardi /instagram.com/@damonosapardi/

PR BANDUNGRAYA - Kabar duka kembali datang menyelimuti dunia seni Indonesia.

Maestro puisi Indonesia Sapardi Djoko Damono dikonfirmasi meninggal dunia hari ini, Minggu pagi 19 Juli 2020 diusianya yang ke 80 tahun.

Disebutkan, Sapardi Djoko Damono menghembuskan napas terakhirnya setelah dirawat selama beberapa waktu karena sakit.

Baca Juga: Sempat Ditegur Jokowi, Menteri ATR/BPN Genjot Upaya Penyelesaian Sengketa Tanah Tol Cisumdawu

Sapardi Djoko Damono dirawat di rumah sakit sejak Kamis 9 Juli 2020 lalu karena menurunnya fungsi organ tubuh.

Sastrawan Tanah Air, Sapardi Djoko Damono menghembuskan nafas terakhirnya di Tangerang Selatan.

"Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un. Telah meninggal dunia sastrawan besar Indonesia, Prof. Dr. Sapardi Djoko Damono di Eka Hospital BSD, Tangerang Selatan pada hari ini 19 Juli 2020, pukul 09.17 WIB," demikian pesan singkat yang diterima Antara sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-bandungraya.com, Minggu 19 Juli 2020.

Baca Juga: Kasus Virus Corona Indonesia Berhasil Salip Tiongkok, Selisih Pasien Capai Ribuan

Kata kunci 'Pak Sapardi' lantas menggema menjadi trending topic di media sosial Twitter.

Setumpuk doa dan kenangan-kenangan bersama sang maestro diunggah oleh warganet.

Penggalan puisi-puisi sang maestro juga tak henti disuarakan, menjadi penghormatan terakhir atas kepergian Sapardi Djoko Damono.

Baca Juga: Dalami Kasus Catherine Wilson, Polisi Kini Buru Sosok Berinisial A Sang Penjual Sabu

"Hujan air mata di bulan Juli. Selamat jalan Pak Sapardi Djoko Damono," kata Adib Hidayat melalui akun twitteenya @AdibHidayat.

"Hujan justru bergeser ke bulan Juli, tidak lagi bulan Juni. Hari ini, dunia sastra hujan kesedihan, melepaskan pemilik kalimat; yang fana adalah waktu, kita abadi. Selamat jalan Pak Sapardi. Indonesia kembali kehilangan salah satu sastrawan besarnya," kata pemilik akun twitter @Ichsanlcm.

Sapardi Djoko Damono merupakan sastrawan Indonesia yang aktif sejak tahun 1950-an hingga kini.

Baca Juga: KBRI New Delhi Pulangkan 47 WNI di India ke Tanah Air Melalui Program Repatriasi Mandiri

Tak hanya menulis sajak dan puisi, pria yang lahir pada 20 Maret 1940 itu juga memiliki karya tulis lain berupa esai dan cerita pendek.

Sejumlah puisi karya Sapardi pun mulai diapresiasi dan diangkat ke bentuk seni lainnya seperti dimusikalisasi.

Sapardi Djoko Damono telah menulis puluhan buku dan karya tulis. 'Hujan Bulan Juni' (1994) adalah salah satu karyanya yang paling terkenal.

Baca Juga: Mi Ayam Bayar Seikhlasnya Viral di Media Sosial, Prinsip Sang Pemilik: Jadi Kapitalis Bermartabat

Sapardi Djoko Damono sempat memperoleh penghargaan Anugerah Buku ASEAN 2018 kategori Anugerah Kompilasi Buku Terbaik pada Kuala Lumpur International Book Fair (KLIBF) 2018 di PWTC Kuala Lumpur, Malaysia.

Sastrawan kenamaan Indonesia tersebut memperoleh penghargaan melalui bukunya Hujan Bulan Juni yang diterbitkan oleh Gramedia setelah dinilai sebagai karya bermutu tinggi oleh Panel Penilai Profesional Anugerah Buku ASEAN.

Sapardi Djoko Damono sebelumnya juga telah berkolaborasi dengan penulis muda Nadhifa Allya Tsana alias Rintik Sedu dalam buku puisi "Masih Ingatkah Kau Jalan Pulang".***

Editor: Fitri Nursaniyah

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x