PR BANDUNG RAYA - Serangan roket Irak menewaskan seorang kontraktor sipil serta lima orang terluka di Pangkalan Militer AS, wilayah Kurdi, Irak Utara.
Serangan tersebut merupakan hal yang paling berbahaya bagi Militer AS di Irak. Pasalnya, serangan tersebut hampir membunuh para pimpinan Militer AS.
Ketegangan itu meningkatkan amarah dari masing-masing pihak sebagai musuh perang.
"Serangan itu telah menghantam pasukan di ibu kota Erbil, dan Kurdi," ucap Koalisi Militer AS sebagaimana dikutip PRBandungRaya.com dari Antara.
Keamanan Kurdi menjelaskan bahwa 3 roket itu mendarat dekat Erbil International Airport dan pasukan AS telah bersinggah di pangkalan militer yang berdekatan dengan bandara.
Kementerian Dalam Negeri Kurdi juga angkat bicara mengenai tiga roket tersebut, bahwa jam 21.30 mendengar beberapa kali ledakan pada malam hari.
Baca Juga: Jabar Paling Berisiko Bencana Banjir hingga Longsor, Jumlahnya Meningkat Setiap Tahun
Saraya Awliya Al-Dam akan bertanggung jawab atas 3 roket yang menyerang pangkalan militer itu.
Antony Blinken, Menteri Luar Negeri menjelaskan bahwa ia sudah menghubungi Masoud Barzani selaku Presiden Regional Kurdistan untuk meminta pertanggungjawaban terhadap pelaku serangan tersebut.
Beberapa kelompok dalam serangan di curigai memiliki hubungan yang dekat dengan Iran terhadap serangan roket tersebut.
Baca Juga: Sering Dianggap Sama, Ternyata Teh Hijau dan Matcha Berbeda
Serangan yang menargetkan tewasnya koalisi Inggris dan Amerika merupakan kali terakhir dalam peristiwa tersebut pada Maret tahun lalu.
Amerika dan Timur Tengah memang memiliki masalah dalam konfrontasi wilayah pada bulan Januari 2020 lalu setelah tewasnya pimpinan militer Iran Qaseem Soleimani di Irak.***