Hubungan Kian Memanas, AS Larang TikTok dan WeChat Mulai Akhir Pekan Ini

19 September 2020, 15:08 WIB
Ilustrasi logo TikTok. /PIXABAY/iXimus

PR BANDUNGRAYA - Pemerintahan Donald Trump mengumumkan sebelumnya bahwa mereka melarang akan TikTok dan WeChat dari toko aplikasi di Amerika Serikat mulai Minggu, 20 September 2020 malam.

Hal ini menandakan bahwa hubungan antara AS dan Tiongkok kian memburuk.

Pejabat administrasi mengatakan larangan itu diperlukan untuk melindungi keamanan nasional dan mencegah Beijing mengeksploitasi aplikasi untuk mengumpulkan data pengguna atau menyebarkan propaganda.

Sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-bandungraya.com dari Washington Post, ternyata langkah tersebut menuai kritik cepat dari para pembela Amandemen Pertama seperti American Civil Liberties Union dan bahkan Instagram yang merupakan saingan TikTok.

Baca Juga: Raup Uang Rp 3.8 Miliar, Pelaku Penyebaran Hoaks Catut Nama Tjahjo Kumolo untuk Menipu 55 Orang CPNS

Pejabat pemerintahan mengatakan mereka tidak dapat mengingat kasus masa lalu dari pemerintah AS yang melarang teknologi informasi dalam skala ini, praktik yang lebih umum terjadi di negara-negara otoriter seperti Tiongkok yang pada saat itu Facebook, Google, Twitter, dan aplikasi Barat lainnya dilarang.

Menurut penyedia analitik App Annie, pada saat ini TikTok memiliki sekitar 100 juta pengguna setiap tiga bulan di Amerika Serikat, sementara WeChat memiliki sekitar 3,3 juta pengguna aktif bulanan pada Agustus.

Akibat kebijakan tersebut, banyak masyarakat di sana untuk mengunduh aplikasi WeChat sebelum larangan tersebut berlaku.

WeChat naik ke peringkat ke-100 di antara aplikasi iPhone gratis teratas di App Store AS pada Jumat sore, padahal sebelumnya aplikasi ini menempati peringkat ke-1385 pada pagi, menurut penyedia data Sensor Tower.

Baca Juga: Upaya Tim Gugus Tugas Desa Kalinusu Putus Mata Rantai Covid-19 Terkait TMMD Brebes

Larangan itu datang beberapa pekan sebelum pemilihan presiden AS yang kontroversial, yang pada saat ini negara Tiongkok sering dijadikan sasaran Presiden Donald Trump dan kandidat demokrat Joe Biden untuk diskusi mengenai pandemi virus corona hingga teknologi dan perdagangan.

Langkah ini juga mengikuti tindakan Amerika Serikat selama berbulan-bulan untuk melawan Tiongkok dalam banyak hal.

Hal itu mungkin merupakan pertanda paling jelas bahwa Amerika Serikat telah melepaskan kebijakan keterlibatan selama beberapa dekade dengan Tiongkok.

Baca Juga: Cek Fakta: Benarkah 200 Jenazah Pasien Covid-19 Dikubur Sekaligus dan Diangkut Menggunakan Truk?

Menteri Perdagangan Wilbur Ross mengatakan dalam sebuah pernyataan, "Tindakan hari ini membuktikan sekali lagi bahwa Presiden Donald Trump akan melakukan segalanya untuk memastikan keamanan nasional kita dan melindungi AS dari ancaman Partai Komunis Tiongkok." 

Diketahui, WeChat merupakan aplikasi perpesanan paling populer di Tiongkok. 

Rata-rata pengguna bulanannya sekitar 1 miliar, lebih rendah dari Facebook dan WhatsApp.***

Editor: Bayu Nurullah

Sumber: Washington Post

Tags

Terkini

Terpopuler