Terbukti Hiu Putih Bukan Predator Laut Terbuas, Peneliti Klaim Paus Jenis Ini sebagai 'Raja Laut'

20 September 2020, 15:19 WIB
Hiu putih dapat dimangsa oleh Paus Orca yang diklaim sebagai hewan laut terbuas di dunia. /Dok. Science Alert

PR BANDUNGRAYA - Hiu putih dikenal sebagai predator pemangsa paling ganas di lautan. Namun ternyata ada pembunuh lain yang lebih berbahaya dari hiu putih, yakni Paus Orca.

Hiu putih rupanya takut terhadap Orca alias sejenis paus pembunuh (killer whale) yang dikenal memakan hiu mako dan beberapa spesies lainnya.

Dikuitip Pikiranrakyat-bandungraya.com dari Science Alert, Minggu 20 September 2020, penelitian pada tahun 2019 menunjukkan bahwa Paus Orca sangat pandai menakut-nakuti binatang yang bias dan banyak ditakuti di laut.

Baca Juga: IMEI Ilegal Akan Diblokir, Vivo hingga Xiaomi Turut Dorong Konsumen untuk Beli Ponsel Resmi

Paus Orca telah menjatuhkan hiu putih besar dari takhta 'predator puncak' mereka.

Sebuah tim ilmuwan kelautan menemukan bahwa hiu putih besar (Carcharodon carcharias) akan menjadi sangat langka setiap kali mereka mendeteksi keberadaan Orca di lautan.

"Ketika dihadapkan oleh Orca, hiu putih akan segera meninggalkan tempat perburuan dan tidak akan kembali hingga satu tahun, meskipun Orca hanya lewat," kata ahli ekologi kelautan Salvador Jorgensen dari Monterey Bay Aquarium.

Baca Juga: Kalahkan Miami Heat, Boston Celtics Jaga Asa Melaju ke Final NBA

Tim mengumpulkan data dari dua sumber, yakni 165 hiu putih besar yang diberi tag GPS datang dan pergi antara 2006 dan 2013, serta sumber data kedua yakni 27 tahun data dari populasi Orca, hiu, dan anjing laut yang dikumpulkan oleh Point Blue Conservation Science di Tenggara Pulau Farallon di lepas pantai San Francisco.

Tim tersebut juga mendokumentasikan empat pertemuan antara hiu putih besar dan Orca di Suaka Laut Nasional Greater Farallones, yang kemudian dapat dianalisis berdasarkan data lainnya.

Data mengungkapkan bahwa setiap kali Orca muncul di wilayah tersebut maka hiu akan pergi dengan cepat, meninggalkan tempatnya dan menjauh hingga musim berikutnya. Mereka akan memilih pergi dalam beberapa menit, bahkan ketika Orca hanya melintasi kurang dari satu jam.

Baca Juga: Jalan Kota Bandung Ditutup demi Cegah Penyebaran Covid-19,Sejumlah Warga Malah Asyik Berfoto di Sana

Yang mengejutkan, ada yang diuntungkan yakni anjing laut (Mirounga angustirostris) yang menghuni garis pantai dan yang dimangsa oleh hiu putih besar.

"Rata-rata kami mendokumentasikan sekitar 40 peristiwa predator anjing laut oleh hiu putih di Pulau Farallon Tenggara setiap musim," kata ahli biologi kelautan Scott Anderson dari Monterey Bay Aquarium.

"Setelah orca muncul, kami tidak melihat satupun hiu dan tidak ada lagi pembunuhan," kata peneliti menambahkan.

Baca Juga: Gelar Konser Gratis di Acara Peringatan Debut ke-12 Tahun, Ternyata IU Sempat Takut Dituduh Sombong

Diketahui, paus Orca juga memakan anjing laut, tetapi paus jarang muncul. Paus pembunuh biasanya memakan ikan.

Hiu tidak selalu pergi jauh. Kadang-kadang mereka hanya akan bergerak pada jarak aman di sepanjang pantai, di mana mereka dekat dengan koloni anjing laut yang berbeda.

Terkadang, mereka pergi ke tengah Samudra Pasifik, wilayah yang dijuluki Kafe Hiu Putih. 

Baca Juga: Ditawari di Jalan hingga Audisi, Ternyata Begini Cara Member NCT Masuk Agensi SM Entertainment

Ini juga bukan hiu kecil. Beberapa dari mereka berukuran lebih dari 5,5 meter (18 kaki) dari hidung ke ekor, dan mereka terbiasa untuk mencari jalan sendiri kemanapun mereka pergi.

Tapi 5,5 meter adalah sisi kecil untuk orca, yang bisa memangsa paus yang jauh lebih besar dari itu sehingga mereka tidak mungkin didorong dengan mudah.

Selain itu, Orca telah diamati memangsa hiu putih besar di seluruh dunia, termasuk di dekat Kepulauan Farallon.

Baca Juga: Peringkat Reputasi Brand September Girl Group Rilis! Jisoo BLACKPINK Nomor 1 dari 30 Daftar Berikut

Namun, apakah hiu secara naluriah menghindari predator yang dapat membunuhnya, atau apakah di masa lalu orcha hanya menggertak hiu agar menjauh dari sumber makanannya yakni anjing laut gajah, hal tersebut masih belum diketahui.

"Saya pikir ini menunjukkan bagaimana rantai makanan tidak selalu linier," kata Jorgensen .

"Apa yang disebut interaksi lateral antara predator puncak cukup terkenal di darat tetapi jauh lebih sulit untuk didokumentasikan di lautan. Dan karena interaksi ini sangat jarang terjadi, mungkin perlu waktu lebih lama bagi kita untuk memahami dinamika sepenuhnya," kata peneliti menambahkan.

Baca Juga: Eduwisata Ternak Maribaya Akan Booming Bersama Publikasi TMMD Reguler Brebes

Penelitian tersebut dipublikasikan di jurnal Scientific Reports pada April 2019.***

Editor: Fitri Nursaniyah

Sumber: Science Alert

Tags

Terkini

Terpopuler