Presiden Donald Trump Diprediksi Akan Memenangkan Kontestasi Pilpres AS dengan Joe Biden

23 Oktober 2020, 18:36 WIB
Debat Capres AS Donald Trump dan Joe Biden pada Selasa, 29 September 2020. /Tangkapan layar YouTube.com/C-SPAN2

PR BANDUNGRAYA – Menjelang final debat presiden dan wakil presiden Amerika Serikat pada Jumat, 23 Oktober 2020, Donald Trump dan Joe Biden selalu diwarnai perdebatan panas.

Presiden Amerika Serikat yang melaju pada Pilpres kali ini, Donald Trump diprediksi menang melawan saingannya Joe Biden.

Dilansir dari Antara oleh Prbandungraya.pikiran-rakyat.com, CEO G.M Hillman & Associates, Gracia Hillman memperkirakan Donald Trump akan memenangi kontestasi tersebut.

Baca Juga: ENHYPEN Berhasil Dapatkan Penghargaan Golden Play Button dari YouTube meskipun Belum Debut

Menurut Gracia, ia memperkirakan selisih suara elektoral antara Trump dan Biden sangat dekat.

“Trump akan mendapatkan mayoritas atau hasil maksimal suara elektoral dalam pemilihan presiden Amerika Serikat tahun ini,” ujar Gracia, Kamis 22 Oktober 2020.

Pemilihan presiden Amerika Serikat menetapkan sistem electoral collage yang tersebar di 50 negara bagian.

Dengan sistem tersebut, calon presiden yang berhasil memenangkan suara mayoritas secara nasional (voting) tidak langsung menjadi pemenang.

Hal tersebut disebabkan kemenangan kandidat calon presiden ditentukan suara elektoral. Menurutnya, cara itu tidak akan mengubah sistem dalam Pilpres AS.

“Tidak mungkin diubah, karena menurut pendiri cara itu merupakan cara terbaik untuk memilih presiden,” katanya.

Baca Juga: Daftar Pemenang Buil Film Awards 2020, ‘House of Hummingbird’ Jadi Pemenang Best Film

Melihat empat tahun lalu, pada 2016 adalah pengingat di mana kursi presiden AS dimenangkan atau dikalahkan di negara bagian, bukan dalam pemilihan umum nasional.

Donald Trump dalam skala nasional memperoleh 2.9 juta suara, atau 2.1 persen dari total suara saat memenangkan mayoritas suara elektoral.

Terkai korelasi antara hasil debat dan elektabilitas masing-masing kandidat, Gracia mengatakan debat calon presiden dan wakil presiden ikut mempengaruhi elektabilitas pada kandidat.

Gracia bilang debat capres maupun cawapres sangat bermanfaat dan informatif bagi warga Amerika Serikat.

“Seberapa pengaruhnya sebetulnya itu tergantung seberapa jauh para kandidat mengatasi isu yang diajukan dalam sesi debat. Jadi tergantung kepada isu dan bagaimana para calon menguasainya,” tuturnya.

Angka penonton debat Pilpres pada Rabu malam di Salt Lake City pun tinggi, termasuk orang yang menonton di 18 jaringan.

Baca Juga: Heboh Pembunuhan Ibu Hamil di Kabupaten Bandung, Ternyata Ini Motif Tersangka

Penghitungan tersebut 36 persen lebih tinggi dari emoat tahun lali ketika 37 juta orang menonton untuk melihat debat cawapres AS antara Mike Pence dan Tim Kaine dari Partai Demokrat.

Menurut data Nielsen, debat Wapres tersebut menarik 57.9 juta pemirsa televisi, dan ini merupakan peningkatan cukup besar dari tahun 2016.

Selama acara berlangsung 90 menit, Pince dan Harris berselisih tentang penanganan pandemi oleh pemerintahan Presiden AS Donald Trump.

Debat Presiden Donald Trump melawan penantangnya, Joe Biden menarik 73 juta pemirsa, dan menjadi acara terbesar di TV Amerika Serikat tahun ini.***

Editor: Bayu Nurulah

Sumber: Antara News

Tags

Terkini

Terpopuler