Baca Juga: Banyak Tenaga Kerja Jadi Korban PHK Akibat Pandemi, Kemnaker Pastikan Perusahaan Wajib Ikut JKP
Dikutip PRBandungRaya.com dari Reuters, Presiden Amerika Serikat Joe Biden menantang langsung Kremlin, dengan memberlakukan sanksi untuk menghukum Rusia atas apa yang digambarkan sebagai upaya Moskow untuk meracuni politisi oposisi Alexei Navalny dengan agen saraf tahun lalu.
Kremlin membantah berperan dalam penyakitnya dan mengatakan tidak melihat bukti bahwa dia diracuni.
Maria Zakharova, juru bicara kementerian luar negeri Rusia menyatakan bahwa kasus kematian tersebut hanyalah alasan untuk terus mencampuri urusan dalam negeri Rusia.
Baca Juga: Bansos BST Rp300 Ribu Tahap 3 Cair Maret 2021, Segera Cek dtks.kemensos.go.id
“Kami tidak berniat untuk menerima ini. Kami akan menanggapi berdasarkan prinsip timbal balik, tetapi tidak harus secara simetris," kata Maria Zakharova
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan pada Selasa, 2 Maret 2021 bahwa Moskow akan menanggapi dengan baik sanksi baru AS.
Ssementara utusan Rusia untuk Uni Eropa juga menjanjikan tanggapan atas sanksi Uni Eropa terhadap empat pejabat senior Rusia.
Baca Juga: Rekomendasi 4 Drakor Bertema Time Travel, Salah Satunya 18 Again
Zakharova mengatakan Amerika Serikat bebas memilih apakah mereka menginginkan ‘dialog yang setara’ dengan Rusia atas dasar hal yang masuk akal, tetapi mengatakan Moskow tidak akan memperhatikan sanksi apa pun, yang katanya telah gagal dalam tujuan mereka di masa lalu dan akan melakukannya lagi sekarang.
“Terlepas dari 'kecanduan sanksi' Amerika, kami akan terus secara konsisten dan tegas membela kepentingan nasional kami, menampik setiap agresi. Kami mendesak rekan-rekan kami untuk tidak bermain api, ”kata Zakharova.***