Rasisme dan Covid-19 Runtuhkan AS, Rusia hingga Tiongkok Berpesta Ciptakan Tatanan Dunia Baru

- 4 Juni 2020, 12:57 WIB
PARA pengunjuk rasa berkumpul di sekitar kantor polisi Minneapolis yang terbakar saat demonstrasi setelah seorang polisi kulit putih tertangkap video amatir menekan lututnya ke leher pria Afrika-Amerika George Floyd, yang kemudian meninggal di sebuah rumah sakit, di Minneapolis , Minnesota, Amerika Serikat 28 Mei 2020.*
PARA pengunjuk rasa berkumpul di sekitar kantor polisi Minneapolis yang terbakar saat demonstrasi setelah seorang polisi kulit putih tertangkap video amatir menekan lututnya ke leher pria Afrika-Amerika George Floyd, yang kemudian meninggal di sebuah rumah sakit, di Minneapolis , Minnesota, Amerika Serikat 28 Mei 2020.* //ANTARA

PR BANDUNGRAYA - Saat ini, negara adidaya Amerika Serikat sedang menghadapi situasi yang cukup rumit.

Usai digoyahkan dengan pandemi virus corona yang kini belum juga usai, penduduk Amerika Serikat tengah menyerang pemerintahan Presiden Donald Trump atas rasisme para orang-orang kulit hitam. Tentara Amerika Serikat saat ini tengah dikerahkan untuk meredam aksi unjuk rasa rakyat.

Dilansir Pikiranrakyat-bandungraya.com dari The Jerussalem Post, seiring dengan "runtuhnya" Amerika Serikat sejumlah negara seperti Iran, Rusia, Tiongkok, dan Turki berdiri tegak merayakan keruntuhan negara adidaya tersebut.

Baca Juga: Tengah Hamil dan Kelaparan, Seekor Gajah Mati Mengenaskan setelah Diberi Makan Nanas Berisi Petasan

Hal ini terlihat dari rezim-rezim otoriter dunia yang mulai mengeluarkan pernyataan mereka namun mengarah pada bentuk "perayaan" atas kekacauan yang kini tengah melanda Amerika Serikat.

Baru-baru ini, media Iran bersuara membuat kisah-kisah yang menyoroti keruntuhan Amerika Serikat, mereka banyak mengutip sumber-sumber artikel dari Rusia yang menggambarkan dengan jelas bahwa saat ini Amerika Serikat sedang berada dalam keruntuhan.

Amerika Serikat telah lama menjadi negara paling kuat di dunia, namun, di sisi lain, Rusia, Tiongkok, Iran, dan Turki menunggu waktu ketika negara adidaya tersebut menjadi negara "multi-kutub".

Baca Juga: Nahas Pedagang Kaki Lima Ditembak Aparat saat Bentrok, Semasa Hidup Sering Beri Polisi Makan Gratis

Untuk mengoordinasikan perlawanan terhadap Amerika Serikat, negara-negara yang disebutkan di atas memiliki media pemerintah yang didanai dengan sangat baik seperti RT, TRT, Tasnim, dan Fars News Iran, tak lupa sejumlah media di Tiongkok.

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan telah memanfaatkan kerusuhan yang baru-baru ini terjadi di Amerika Serikat. Turki dan Iran berusaha melemahkan Amerika Serikat melalui pengawal revolusi Islam dan Ikhwanul Muslimin yang memengaruhi Teheran dan Ankara.

Halaman:

Editor: Fitri Nursaniyah

Sumber: The Jerusalem Post


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x