Rusia mendorong sistem pertahanannya, dan Turki ingin bekerja dengan Iran, Malaysia, dan Pakistan untuk meningkatkan hubungan ekonomi dan memperluas perannya di Mediterania.
Baca Juga: Kemenag Batalkan Keberangkatan ke Tanah Suci, Simak Cara Mengembalikan Dana Haji Calon Jemaah 2020
Kebangkitan negara-negara ini menciptakan kekhawatiram, maka negara lain berusaha berebut keseimbangan mendapatkan porsinya masing-masing dalam kondisi ini.
Mesir, Yunani, Siprus, UEA, dan Prancis berupaya untuk melawan peran Turki yang berkembang di Mediterania.
Secara global, sekutu Amerika Serikat jelas khawatir atas kekacauan yang sedang terjadi di Amerika Serikat, di mana militer Amerika Serikat sekarang sedang dikerahkan di dalam negeri, hal itu dapat menyebabkan penurunan kemampuan tentara Amerika Serikat untuk berkonsentrasi di luar negeri.
Baca Juga: New Normal, Perpustakaan Daerah Sumedang Tak Dapat Izin Beroperasi
Kondisi ini merupakan momen di mana semua negara yang telah menunggu keruntuhan Amerika Serikat mengisi berbagai kekosongan dari tangan negara yang dipimpin oleh Donald Trump itu.
Rusia dan Iran sudah menargetkan Afghanistan. Disaat yang sama, Turki dan Rusia mengambil Libya.
Perlombaan telah dimulai, perebutan untuk mengambil properti Amerika Serikat terbuka lebar seiring dengan semakin goyahnya negara itu.
Baca Juga: Tersiar Kabar Virus Corona Ditularkan Oleh Tenaga Medis Melalui Sarung Tangan, Simak Faktanya