Pihak berwenang Jerman terus melakukan pencarian intensif untuk menemukan babi- babi hutan yang mati di Brandenburg guna menilai sejauh mana penyakit demam babi Afrika itu telah menyebar.
Kementerian pertanian sebelumnya telah memperingatkan bahwa kasus ASF pada babi hutan harus diperkirakan akan muncul lebih banyak karena penyakit itu sangat menular.
Setelah ditemukan kasus demam babi tersebut, Tiongkok dan sejumlah negara lain pembeli daging babi melarang impor daging babi dari Jerman pada September 2020 setelah kasus pertama ASF terkonfirmasi.
Baca Juga: Cimahi Tambah Kasus Covid-19, Ini Update per Senin 5 Oktober 2020
Sehingga menyebabkan harga daging babi di Tiongkok melonjak.
Kendati demikian, harga babi Jerman tidak berubah sejak terjadi anjlokan pada 11 September, dengan harapan Spanyol, Belanda, Denmark, dan negara Uni Eropa akan menggenjot penjualan daging babi ke Tiongkok dan tempat lainnya di Asia.
Hingga kini para peniliti masih menyelidiki untuk menemukan kasus baru ASF pada babi, guna memutus mata rantai persebaran virus tersebut.***