Buatan Manusia? Ilmuwan Laporkan Polusi Beracun di Rusia yang Bunuh 95 Persen Kehidupan Dasar Laut

- 10 Oktober 2020, 18:26 WIB
Tindakan Rusiatimbulkan kabar ketakutan Perang Dunia III meletus.
Tindakan Rusiatimbulkan kabar ketakutan Perang Dunia III meletus. /Pixabay/IGORN

PR BANDUNG RAYA - Tumpahan bahan kimia beracun yang diduga di pantai timur jauh di Rusia telah memusnahkan hampir semua kehidupan di dasar laut daerah itu, kata para ilmuwan.

Penyelam yang memeriksa perairan di bentangan 25 mil semenanjung Kamchatka melaporkan bahwa 95 persen makhluk di dasar laut telah mati. Temuan yang mereka katakan menegaskan kekhawatiran akan "bencana lingkungan" dengan dampak jangka panjang yang berpotensi merusak.

Dikutip Prbandungraya.pikiran-rakyat.com dari Independent pada 10 Oktober 2020, polusi tersebut pertama kali dilaporkan oleh peselancar lokal yang menderita masalah penglihatan dan luka bakar kimiawi setelah memasuki air bulan lalu. Makhluk laut termasuk anjing laut, gurita, bintang laut, dan bulu babi telah mati terdampar di pesisir kawasan itu.

Baca Juga: Update Covid-19 Indonesia per Sabtu 10 Oktober 2020: Bertambah 4.294 Kasus Positif

Komite Investigasi Rusia pada Rabu tunduk pada tekanan dan meluncurkan penyelidikan kriminal untuk menentukan sumber pencemaran yang tidak dapat dijelaskan, setelah Kremlin awalnya meremehkan bencana tersebut dan membantah penyebab buatan manusia.

Beberapa ilmuwan berspekulasi bahan bakar roket mungkin telah bocor dari fasilitas penyimpanan di bekas tempat pengujian militer beberapa mil dari pantai. Yang lain mendugan mekar alga yang berbahaya, fenomena alam yang dapat dipicu dan diperburuk oleh polusi buatan manusia.

Gubernur Kamchatka, Vladimir Solodov, mengatakan ratusan sampel air telah dikumpulkan selama sepekan terakhir dan sedang dianalisis di laboratorium di Vladivostok dan Moskow.

Baca Juga: Besok! Ada ITZY, Ayu Ting Ting hingga Atta Halilintar di Youtube Fanfest, Simak Jadwalnya

Ahli biologi kelautan yang memeriksa situs polusi mengatakan kepada gubernur dalam pertemuan pada hari Selasa bahwa mereka menemukan "kematian besar-besaran" di dasar Teluk Avacha.

Halaman:

Editor: Abdul Muhaemin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah