Jepang dan Amerika Serikat Jalin Kerja Sama untuk Mendaur Ulang Zat Karbon Dioksida

- 14 Oktober 2020, 16:29 WIB
Ilustrasi Bendera Jepang.
Ilustrasi Bendera Jepang. /Pixabay//Pixabay

PR BANDUNGRAYA - Jepang dan Amerika Serikat akan bekerja sama mempromosikan teknologi daur ulang karbon yang telah mereka pelajari. 

Para ahli dari kedua negara akan saling berkolaborasi. Tujuannya, mereka akan melakukan demonstrasi teknologi potensial untuk mengumpulkan dan menggunakan kembali karbon dioksida yang dihasilkan dari bahan bakar fosil di pembangkit listrik tenaga panas dan fasilitas lainnya.

Sebagaimana dilaporkan Prbandungraya.pikiran-rakyat.com dari The Japan News, Rabu 14 Oktober 2020, Jepang bekerja sama dengan Amerika Serikat yang memiliki industri minyak termasuk minyak serpih dan gas, Jepang bertujuan untuk mewujudkan dekarbonisasi dan pemanfaatan bahan bakar fosil.

Baca Juga: Ribuan Buruh Demo Tolak UU Cipta Kerja, Kadin: Upah Minimum Kita Paling Tinggi Sedunia 

Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri serta Departemen Energi AS akan menambahkan daur ulang karbon ke dalam nota kerja sama energi bilateral, yang akan ditandatangani oleh pejabat tinggi organisasi tersebut. 

Memorandum tersebut dengan jelas menyatakan bahwa daur ulang karbon adalah pilihan paling menjanjikan untuk mengurangi emisi CO2 dan mencapai pertumbuhan ekonomi pada saat yang bersamaan. 

Secara spesifik, kedua negara akan berbagi hasil penelitiannya, mengembangkan teknologi terkait, dan melakukan eksperimen dengan tujuan untuk mengkomersialkan teknologi tersebut. 

Baca Juga: Belum Selesai Banjir, Tasikmalaya Diterpa Longsor, Rumah dan Kendaraan Warga Kena Imbas

Jepang akan mengirimkan tenaga ahli dari Organisasi Pengembangan Teknologi Industri dan Energi Baru ke Amerika Serikat dan juga menerima tenaga ahli dari pihak AS sesuai kebutuhan. 

Di Jepang, percobaan verifikasi untuk daur ulang karbon sedang berlangsung sehubungan dengan fasilitas pembangkit listrik tenaga panas di Prefektur Hiroshima, dan teknologi untuk pemulihan stabil CO2 hampir mapan. Tetapi masih ada masalah yang harus ditangani dalam hal biaya sebelum aplikasi praktis. 

Halaman:

Editor: Fitri Nursaniyah

Sumber: The Japan News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x