Sebelumnya, guru berusia 47 tahun ini menunjukkan karikatur Nabi Muhammad kepada muridnya saat tengah mengajar tentang kebebasan berekspresi.
Serangan terhadap Samuel Paty merupakan insiden teror kedua, setelah sebelumnya terjadi insiden serangan di kantor redaksi Charlie Hebdo pada tahun 2015.
Baca Juga: Manchester United yang Mulai Bangkit dan Chelsea yang Masih Tertatih
Dalam insiden tersebut, 12 orang tewas dengan puluhan lainnya mengalami luka-luka.
Sementara pelaku pembunuhan terhadap Samuel Paty, Abdullakh Anzorov ditembak mati oleh polisi tak lama setelah insiden berlangsung.
Di sisi lain, majalah satir kontroversial Charlie Hebdo kembali menerbitkan edisi terbarunya pada Rabu lalu.
Baca Juga: Hasil Pertandingan Liga Eropa Young Boys Vs Roma: Giallorossi Hantam Permalukan Tuan Rumah
Untuk menanggapi serangan terhadap Samuel Paty, Charlie Hebdo menampilkan pemenggalan kepala dari karikatur berbagai profesi dengan tajuk 'Republik yang Dipenggal. Siapa Selanjutnya?'.***