Ketiga serangan tersebut diduga merupakan respons dari beberapa publikasinya yang kontroversial.
Dalam publikasi yang diterbitkan pada tahun 2006, Charlie Hebdo mencetak ulang sebuah karikatur yang menggambarkan Nabi Muhammad.
Baca Juga: PMI Krisis Stok Darah Terdampak Pandemi, Sandiaga Uno Bertindak
Setahun sebelumnya, karikatur Nabi Muhammad ini pernah diterbitkan dalam surat kabar Denmark, Jyllands-Posten.
Sontak publikasi dari Charlie Hebdo ini menimbulkan kemarahan massal, khususnya dari umat muslim di seluruh dunia.
Kendati demikian, Charlie Hebdo justru menerbitkan lebih banyak publikasi dengan karikatur Nabi Muhammad, yang berakhir pada insiden serangan di tahun 2015.
Terlepas dari insiden serangan yang ditimbulkannya, majalah ini tidak pernah berhenti untuk memprovokasi.
Baca Juga: Terkuak, Hal Inilah yang Diduga Jadi Penyebab Terbakarnya Gedung Kejagung RI
Charlie Hebdo kembali menerbitkan publikasi dengan karikatur yang menggambarkan Nabi Muhammad tengah memegang papan bertuliskan "Je Suis Charlie" atau "Saya Charlie".
Tradisi humor satir terhadap sejarah, selebriti, dan tokoh pemimpin di Perancis sebenarnya telah lama dicetuskan oleh berbagai seniman, media, dan publik.