Pemimpin separatis terkemuka Ayuk Tabe menggambarkan serangan itu sebagai tindakan 'tidak manusiawi'.
"Siapa pun yang bertanggung jawab atas kekejaman ini harus dibawa ke buku," tulis Tabe dalam postingan dalam akun Twitternya.
Para separatis Anglophone telah memberlakukan jam malam dan menutup sekolah sebagai bagian dari protes mereka terhadap pemerintah berbahasa Prancis Presiden Paul Biya dan persepsi marginalisasi terhadap minoritas berbahasa Inggris.
Baca Juga: Berikut 4 Titik Banjir Bandang di Kota Bandung Hari Ini, Akibat Hujan Deras yang Terus Mengguyur
Kelompok hak asasi manusia telah mendokumentasikan pelanggaran terhadap warga sipil dari kedua sisi.
Tahun lalu, para pejabat menyalahkan separatis karena menculik puluhan anak sekolah, yang dibantah oleh para pemimpin separatis itu sendiri.***