Teror dan Pembunuhan Kian Merajalela, Emmanuel Macron: Akibat Kebodohan Teroris Islam

- 30 Oktober 2020, 17:54 WIB
Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Presiden Prancis Emmanuel Macron. /ANTARA FOTO/REUTERS/POOL./

Polisi menggambarkan pemandangan itu sebagai "horor".

Polisi kota di tempat kejadian menembak pembunuh tersebut beberapa kali setelah dia dilaporkan menolak untuk menjatuhkan pisau. Pada pukul 09.10 penyerang telah "dinetralkan". Pejabat Prancis memuji tindakan polisi yang cepat dalam mencegah pertumpahan darah lebih lanjut.

Baca Juga: Begini Respon Pelatih Persib Robert Alberts Soal Kompetisi yang Ditunda hingga 2021

Jaksa anti-teroris nasional telah membuka penyelidikan atas "pembunuhan yang terkait dengan organisasi teroris".

Pada konferensi pers pada Kamis malam, Ricard mengatakan penyerang membawa tiga pisau, dua di antaranya tidak digunakan dalam serangan itu dan sebuah Al-Qur'an.

Dia disebut oleh media Prancis sebagai Brahim Aouissaoui, seorang warga negara Tunisia berusia 21 tahun yang dilaporkan memasuki Prancis secara ilegal melalui Lampedusa, Italia, pada awal Oktober. Aouissaoui tidak membawa dokumen identitas apa pun selain dokumen dari Palang Merah Italia.

Baca Juga: Info Lalu Lintas Hari Ini 30 Oktober 2020, Satlantas Cimahi Sampai Lakukan 6x One Way

Ricard mengatakan pria itu terlihat oleh kamera CCTV di stasiun Nice pada pukul 6.47 pagi.

“Dia mengganti jaket dan sepatunya. Dia kemudian berjalan 400m ke basilika Notre-Dame. Dia masuk pada pukul 8.29 pagi,” kata jaksa mengumumkan.

“Pada pukul 8.57 pagi, polisi kota turun tangan dan memasuki gereja. Pria itu, meneriakkan 'Allahu Akbar', ditembak," terangnya kembali.

Halaman:

Editor: Abdul Muhaemin

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x