Teror dan Pembunuhan Kian Merajalela, Emmanuel Macron: Akibat Kebodohan Teroris Islam

- 30 Oktober 2020, 17:54 WIB
Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Presiden Prancis Emmanuel Macron. /ANTARA FOTO/REUTERS/POOL./

Baca Juga: Lowongan Kerja di Kerajaan Inggris, Bergaji Ratusan Juta, Simak Jadwal Wawancara dan Persyaratannya

Ricard mengatakan para penyelidik telah menetapkan bahwa Aouissaoui terdaftar di Lampedusa di Italia pada 20 September dan telah berada di pelabuhan Adriatik Italia di Bari pada 9 Oktober.

Teror beruntun ini dipicu semenjak serangan hari Kamis terjadi 13 hari setelah seorang pria berusia 18 tahun memenggal kepala Samuel Paty, 47, seorang guru sejarah, di luar sekolah menengahnya di timur laut Paris.

Profesor itu telah menunjukkan karikatur Nabi Muhammad SAW kepada murid-muridnya, yang diterbitkan di surat kabar satir Charlie Hebdo, selama diskusi tentang kebebasan berbicara.

Baca Juga: Dear Warga Jabar, Ini Langkah Pemprov dalam Mencegah Penyebaran Virus Corona Saat Liburan

Macron berjanji setelah pembunuhan Paty untuk menindak ekstremisme Islam, termasuk menutup masjid dan organisasi lain yang dituduh mengobarkan radikalisme dan kekerasan. Komentarnya memicu protes kemarahan di seluruh dunia Muslim dan menyerukan boikot barang Prancis.

Macron juga merujuk pada pembunuhan tahun 2016 terhadap Pastor Jacques Hamel, seorang imam Katolik yang tenggorokannya dipotong oleh dua pria di dalam gereja Normandia.

"Prancis sedang diserang," kata presiden.

Baca Juga: 23 Member NCT Dikonfirmasi Akan Hadir di AAA 2020, Intip Detail Pertunjukannya Disini

“Tiga rekan kami tewas di basilika di Nice hari ini dan pada saat yang sama situs konsuler Prancis diserang di Arab Saudi,” katanya.

Halaman:

Editor: Abdul Muhaemin

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x