Serangan di Prancis Berulang Kali Terjadi, Ahli Sebut Ini Masalah Utamanya

- 31 Oktober 2020, 11:27 WIB
 Ilustrasi aksi protes di Prancis.
Ilustrasi aksi protes di Prancis. /Pexels/Nicolas

Salah satu ciri dari sekularisme ini adalah pemahaman terkait penistaan agama, yang bentuknya berupa kebebasan ekspresi secara ekstrem, dalam hal ini karikatur Nabi Muhammad yang dipublikasikan oleh Charlie Hebdo.

Prancis dinilai menanggapi serangan terhadap seorang guru, yang kepalanya dipenggal tak lama setelah menunjukkan karikatur Nabi Muhammad di kelasnya, dengan buruk.

Tindakan Prancis yang justru memuji bentuk penistaan dan melakukan justifikasi terhadapnya sebagai hak kebebasan berekspresi sontak menuai reaksi negatif dari umat Islam di seluruh dunia.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Capricorn, Aquarius, dan Pisces Hari Ini, dari Asmara hingga Keuangan

Hal tersebut berujung pada pemboikotan masal produk Prancis di sejumlah negara mayoritas Muslim, salah satunya Indonesia.

Majelis Ulama Indonesia (MUI) baru-baru ini menyerukan pemboikotan terhadap produk-produk Prancis, dan mendesak pemerintah Indonesia untuk menarik duta besarnya di Prancis.

Sementara di sisi lain, Khosrokhavar memaparkan bahwa ketika sekularisme Prancis menjadi radikal, jumlah serangan di negara tersebut akan terus berlipat ganda.***

Halaman:

Editor: Bayu Nurulah

Sumber: Politico


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah