Kekhawatiran Israel terhadap Pemilihan Presiden Amerika Serikat

- 4 November 2020, 14:08 WIB
Debat Capres AS Donald Trump dan Joe Biden pada Selasa, 29 September 2020.
Debat Capres AS Donald Trump dan Joe Biden pada Selasa, 29 September 2020. /Tangkapan layar YouTube.com/C-SPAN2

PR BANDUNGRAYA – Pemilihan presiden bukan satu-satunya pada pemungutan suara Hari Pemilihan di seluruh Amerika Serikat.

Selain memilih presiden baru mereka, orang Amerika juga akan memilih kandidat dalam berbagai pemilihan federal, negara bagian dan lokal.

Kedua pesaing itu membagi negara bagian Amerika Serikat pertama yang diproyeksikan dalam pemilihan Gedung Putih, dengan negara bagian konservatif seperti Alabama, Indiana, Kentucky dan Tennessee pergi ke Donald Trump dan Massachusetts, Vermont dan Virginia yang condong ke Demokrat akan pergi ke Joe Biden, menurut proyeksi oleh jaringan televisi, dan Edison Research.

Baca Juga: Vaksin Siap Dipakai, Luhut Sebut Dua Daerah yang Menjadi Target Utama Zona Hijau

Israel semakin khawatir atas hasil pemilu Amerika Serikat, mereka mengkhawatirkan kemenangan kandidat Demokrat Joe Biden dan kehilangan sekutunya, Donald Trump.

Menurut Pengamat Politik Palestina-Israel, Adnan Abu Amer, di antara kekhawatiran Israel tentang Joe Biden di Gedung Putih adalah bahwa ia dapat membawa Amerika Serikat kembali ke dalam kesepakatan nuklir Iran yang ditarik Trump pada 2018.

"Israel memperkirakan masalah permukiman di Tepi Barat dan Yerusalem yang diduduki akan kembali menjadi agenda pemerintahan Demokrat, kemungkinan akan melihat mereka sekali lagi sebagai penghalang perdamaian," kata Adnan Abu Amer sebagaimana dikutip prbandungraya.pikiran-rakyat.com dari RRI.

Baca Juga: Akui Tak Setuju Pendapat Jerinx, Fadli Zon: Jerinx Harusnya Bebas Jika Kita Masih Berdemokrasi

Wakil ketua Partai Demokrat di Luar Negeri, Elana Sztokman, juga menyatakan bahwa Israel tidak perlu khawatir dan proses normalisasi yang dimulai oleh Donald Trump akan terus berlanjut di bawah Joe Biden.

Ia menegaskan posisi Israel akan tetap aman meski nantinya Joe Biden mengalahkan Donald Trump dalam pemilihan.

Ia berkomitmen untuk keamanan Israel, tetapi pada saat yang sama dia juga mendukung solusi dua negara dan ingin mencapai perdamaian jangka panjang antara negara Yahudi dan Palestina.

Ketika terpilih, Joe Biden perlu mengatasi masalah yang timbul dari pemerintahan Donald Trump dan mendapatkan kembali kepercayaan rakyat Palestina. Sztokman yakin bahwa dia akan siap menghadapi tantangan tersebut.

Baca Juga: Cair! BLT Dana Desa Sudah Disalurkan ke Penerima, Segini Total Nominalnya

"Dia akan menjadi hebat untuk Israel dan kawasan. Dia cerdas dan memahami pentingnya stabilitas dan keamanan dan akan mampu memecahkan sejumlah masalah yang mendesak," ujar Sztokman.

Diketahui, Israel mencari kerja sama yang lebih erat dengan negara-negara kawasan, pengaruh dalam Partai Demokrat, dan kontak positif dengan tim kampanye Biden untuk meniadakan kemungkinan kebijakan luar negeri anti-Israel di Washington.

PBB juga mungkin akan memberanikan diri untuk mengkritik permukiman ilegal tersebut. Hubungan Israel dengan Gedung Putih, sebagian besar orang Israel percaya, akan renggang.

Penilaian mereka, jika Joe Biden terpilih, masalah Palestina akan menjadi prioritas utama politik luar negerinya, karena Joe Biden akan berusaha menjauhkan diri dari kebijakan presiden sebelumnya.

Baca Juga: KPK Tahan 3 Tersangka Baru Kasus PT DI, Aset Senilai 40 Miliar Disita

Demokrat radikal cenderung mendorong posisi kunci pemerintah dan dari sana memberikan tekanan pada Israel terkait permukiman.

Saat ini, kelompok radikal di Partai Demokrat menuntut untuk memanfaatkan ini untuk mendorong Israel mengubah posisinya. Selain itu, kecil kemungkinan janji Trump akan diberlakukan.

Kedutaan Besar Amerika Serikat akan tetap berada di Yerusalem jika Biden di Gedung Putih, tetapi duta besar bisa berkedudukan di Tel Aviv.

Joe Biden diyakini akan membuka kembali Kedutaan Besar Palestina di Washington, tepatnya Kantor Organisasi Pembebasan Palestina, yang ditutup Trump pada 2018.

Selanjutnya, ia akan mengembalikan bantuan kepada lembaga-lembaga Palestina, serta UNRWA, yang menyediakan layanan dasar penting bagi pengungsi Palestina, tetapi Biden tidak bermaksud menggunakan bantuan kepada Israel sebagai alat untuk menekannya agar mengubah kebijakannya.

Baca Juga: Rayakan Awal Bulan November dengan Merchant Baru ShopeePay

Tamu asing pertama Joe Biden jika dia menang, kemungkinan besar adalah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Menteri Pertahanan Benny Gantz, dan Menteri Luar Negeri Gabi Ashkenazi. Mereka akan berharap dapat membuka lembaran baru dalam hubungan tersebut.

Joe Biden menempatkan penanganan pandemi, Donald Trump di pusat kampanyenya telah memimpin secara konsisten dalam jajak pendapat nasional atas presiden Republik.

Tetapi sepertiga dari pemilih Amerika Serikat mencantumkan ekonomi sebagai masalah yang paling penting bagi mereka ketika memutuskan pilihan mereka sebagai presiden, sementara dua dari 10 menyebut Covid-19.

Para pemilih, banyak yang menggunakan masker dan menjaga jarak untuk berjaga-jaga dari penyebaran virus Covid-19.

Baca Juga: Lionel Messi Disebut Pemain yang Sulit Diatur, Begini Reaksi Ronald Koeman

Berdatangan ke tempat-tempat pemilihan suara sepanjang hari, mengalami antrean panjang di beberapa tempat dan antrean singkat di banyak tempat lain.

Tidak ada tanda-tanda gangguan atau kekerasan di tempat pemilihan suara, seperti yang dikhawatirkan beberapa pejabat.***

Editor: Bayu Nurulah

Sumber: Reuters RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah