IDI hingga DPR Ingatkan Pemerintah, Vaksinasi Covid-19 dari Tiongkok Harus Berkaca dari Kasus Brazil

- 13 November 2020, 08:27 WIB
Ilustrasi simulasi pemberian vaksin Covid-19 secara massal pada Desember 2020 mendatang. /ANTARA/M Agung Rajasa
Ilustrasi simulasi pemberian vaksin Covid-19 secara massal pada Desember 2020 mendatang. /ANTARA/M Agung Rajasa /

PR BANDUNG RAYA – Pemerintah berencana akan menggelar vaksinasi Covid-19 secara massal pada Desember 2020 mendatang.

Vaksinasi Covid-19 secara massal akan dilakukan dengan menggunakan vaksin Sinovac buatan perusahaan bioteknologi asal Tiongkok, Cansino Biotech.

Kendati demikian, tidak semua orang menyetujui rencana pemerintah terkait vaksinasi Covid-19 secara massal ini.

Baca Juga: Miris! Hutan Papua Diduga Sengaja Dibakar, Berikut Hasil Investigasi Tim Peneliti dari Inggris

Anggota Komisi IX DPR RI, Saleh Daulay meminta pemerintah untuk tidak menggelar vaksinasi Covid-19 secara massal dengan terburu-buru.

Menurut Saleh, jaminan keamanan, imunogenitas atau pemacu imun, dan efektivitas vaksin Covid-19 harus lebih dikedepankan, sehingga masyarakat dapat merasa aman ketika menjalani vaksinasi.

Desakan untuk tidak menggelar vaksinasi Covid-19 dengan terburu-buru, diakui Saleh, berasal dari Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (Papdi), Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI).

Baca Juga: 10 Kecamatan dengan Kasus Aktif Covid-19 Tertinggi di Kota Bandung, Total Positif Capai 2.327 Pasien

"Tentu tidak sembarangan memberikan pendapat. Mereka sudah mengkaji dari berbagai aspek. Karena itu, sangat perlu didengar dan ditindaklanjuti," kata Saleh pada Jumat, 13 November 2020.

Selain itu, pemerintah diminta untuk selalu mengikuti perkembangan pengadaan vaksin Covid-19 dari negara lain, salah satunya Brazil.

Brazil dikabarkan telah menghentikan uji klinis fase ketiga terhadap vaksin Coronavac yang merupakan hasil kerja sama dengan Sinovac Biotech.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Asmara hingga Keuangan Aries, Taurus dan Gemini, Hari Ini 13 November 2020

Politisi PAN ini memaparkan bahwa penghentian uji klinis terhadap vaksin Covid-19 dapat merugikan relawan yang terlibat.

Pasalnya, relawan uji klinis vaksin Covid-19 menjadi rentan terserang efek samping yang berpotensi fatal, kematian, cacat serius, cacat lahir, rawat inap, dan peristiwa signifikan secara klinis lainnya.

"Ini penting dicermati. Informasi lebih dalam terkait hal ini harus digali. Apalagi perusahaan yang bekerja sama dengan Brazil sama dengan yang bekerja sama dengan Indonesia," tutur dia dikutip dari RRI.***

Editor: Abdul Muhaemin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x