Tercatat 900 Kasus DBD di Garut, Masyarakat Diimbau Tetap Waspada saat Peralihan Musim

- 1 September 2020, 07:20 WIB
Ilustrasi nyamuk Aedes Aegypti.
Ilustrasi nyamuk Aedes Aegypti. /PIXABAY/skeeze

PR BANDUNGRAYA - Memasuki masa transisi dari musim panas ke musim hujan, masyarakat diimbau tetap waspada terhadap penyebaran penyakit seperti DBD (Demam Berdarah Dengue) dan Cikungunya.

Di daerah Garut tercatat, penyebaran penyakit tersebut merata di sejumlah kecamatan, hingga akhirnya menembus angka 900 kasus.

"Di masa pandemi Covid-19 hingga pertengahan tahun 2020 ini, untuk penyebaran penyakit Cikungunya mencapai 587 kasus. Sementara untuk DBD mencapai 308 kasus. Delapan orang dinyatakan meninggal dunia," kata Kepala Bidang Pemberantasan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Garut, Asep Surahman, di Garut, Jawa Barat, dikutip Pikiranrakyat-bandungraya.com dari RRI pada Senin, 31 Agustus 2020.

Baca Juga: Lirik Lagu 'Untuk Indonesiaku' God Bless, Ekspresi Kecintaan pada Ibu Pertiwi

Menurut Asep, kasus Cikungunya mengalami peningkatan jika dibandingkan tahun sebelumnya.  Sementara untuk DBD hampir sama jumlahnya dengan tahun 2019 silam.

"Dahulu, untuk kasus Cikungunya atau DBD penyebarannya hanya terkonsentrasi di sejumlah Kecamatan saja, seperti daerah Kadungora, Leles dan Garut. Namun saat ini menyebar hampir di 19 Kecamatan termasuk Garut Selatan," ujar Asep.

Penyebaran Cikungunya atau DBD ini berasal dari jentik nyamuk Aedes Aegypti yang mengendap, seperti genangan dalam wadah, bak air, barang-barang bekas dan sampah.

"Kasus DBD dan Cikungunya ini menyebar kepada siapa saja tanpa mengenal usia. Dan semuanya memiliki risiko untuk terjangkit," tutur Asep.

Baca Juga: Tak Sabar Menunggu Momen Spesial, Penggemar Jungkook BTS Ucapkan Selamat Ulang Tahun di Twitter

Pemerintah Kabupaten Garut saat ini terus berupaya untuk mengedukasi masyarakat akan program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), di mana warga harus membiasakan diri menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

"Jika hanya dilakukan fogging, itu dinilai kurang efektif karena pola pengasapan tersebut tidak membunuh nyamuk dewasa yang memiliki tingkat kekebalan tubuh. Namun jika pola PSN dilakukan, dapat menghilangkan jentik nyamuk," ujar Asep.

Kementerian Kesehatan pun mengajak seluruh elemen masyarakat untuk melakukan pencegahan demam berdarah seperti kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3M Plus, yakni:

1. Menguras, membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air seperti bak mandi, ember, tempat penampungan air minum, penampung air lemari es, dan lain-lain.

2. Menutup, yakni menutup rapat tempat penampungan air seperti drum, kendi, dan tempat air lainnya.

3. Memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk penular Demam Berdarah

Baca Juga: Istilah Anjay Masih Dipermasalahkan, KPAI Buka Suara Soal Komentar Warganet

Untuk mewujudkan hal tersebut, diperlukan komitmen dan upaya dari pemerintah daerah, sektor swasta dan peran aktif masyarakat untuk bersama-sama dalam melakukan langkah-langkah pencegahan penularan penyakit DBD.

Kegiatan pemantauan jentik secara berkala dan PSN 3M Plus harus segera direalisasikan karena saat ini akan menghadapi musim penghujan.

Menurut data Kementerian Kesehatan kasus DBD di Indonesia hingga Juli 2020 mencapai 71.633 kasus. Jawa Barat menjadi provinsi dengan kasus terbanyak yang mencapai 10.772 kasus.***

Editor: Bayu Nurullah

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah