Ramai Diisukan Gempa Bumi di Selatan Jawa, BMKG Gelar IOWave2 Pelatihan Kesiapan Menghadapi Tsunami

- 6 Oktober 2020, 19:14 WIB
Ilustrasi Tsunami.
Ilustrasi Tsunami. /PEXELS/George Desipris

Rahmat berharap, evaluasi tersebut dapat meningkatkan kesiapan petugas dalam menerima peringatan dini tsunami dari BMKG.

Baca Juga: Netflix Goda BLINK Rilis Trailer Film Dokumenter Light Up The Sky, Suguhkan Potongan Kisah BLACKPINK

Mengingat terjadinya lonjakan gempa bumi beberapa tahun terakhir, Kepala BMKG Prof. Dwikorita Karnawati menegaskan pentingnya gladi evakuasi.

“Kejadian gempa bumi sebelum tahun 2017 rata-rata hanya 4.000 hingga 6.000 kali dalam setahun, yang dirasakan atau kekuatannya lebih dari 5 sekitar 200 kali,” ujar Dwikorita.

“Ssetelah tahun 2017 jumlah kejadian itu meningkat menjadi lebih dari 7.000 kali dalam setahun. Bahkan tahun 2018 tercatat sebanyak 11.920 kali kejadian gempa. Ini namanya bukan peningkatan, tapi sebuah lonjakan," katanya.

Baca Juga: DPR Sahkan RUU Cipta Kerja Jadi Undang-undang, Awal Mula Kehancuran Lingkungan Gegara Omnibus Law

Dwikorita menjelaskan bahwa hingga saat ini belum ada teknologi yang mampu mendeteksi kapan akan terjadinya gempa bumi.

Sehingga, dalam upaya mengurangi risiko, sistem mitigasi dan tsunami perlu ditingkatkan, karena hal tersebut erat kaitannya dengan terjadinya tsunami seringkali dipicu oleh adanya gempa bumi.

"Intinya, kita harus selalu waspada dan siap apabila sewaktu-waktu terjadi gempa bumi dan tsunami. Inilah yang membuat kita harus selalu berlatih agar kita terampil cekatan, tidak canggung, tidak panik, dan tahu apa yang harus dilakukan seandainya terjadi gempa bumi dan tsunami," ujarnya.***

Halaman:

Editor: Fitri Nursaniyah

Sumber: BMKG


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah