#prayforsemeru, BPBD Kabupaten Lumajang: 550 Warga Mengungsi saat Gunung Semeru Luncurkan Awan Panas

1 Desember 2020, 21:09 WIB
Luncuran awan panas Gunung Semeru terpantau dari Kecamatan Pronojiwo, Lumajang, Jawa Timur, Selasa (1/12/2020). Berdasarkan pemantauan Pos Gunung Api Semeru di Gunung Sawur, Semeru meluncurkan awan panas sepanjang 11 kilometer dan mengakibatkan sejumlah wilayah di Kabupaten Lumajang terguyur abu. /Antara foto/Seno

PR BANDUNGRAYA – Awan panas berguguran dari Gunung api Semeru berjarak hingga 2.000 meter ke arah Besuk Kobokan. Peristiwa tersebut termonitor oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) pada Selasa 1 Desember 2020 pukul 1.23 WIB.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang melaporkan sekitar pukul 23.35 WIB, terlihat secara visual guguran lava pijar dari ujung lidah lava, perkiraan sejauh 1.000 meter.

Sedangkan awan panas guguran, ini tampak pada 1.23 WIB dengan jarak luncur 2.000 meter. Selanjutnya pada pukul 2.00 WIB, awan panas guguran sudah mencapai 3.000 meter.

Baca Juga: PT Pos Indonesia Telah Menyalurkan BST Senilai Rp2,4 Triliun ke 483 Kota Termasuk Wilayah 3T

Sementara itu, sekitar pukul 3.00 WIB, BPBD setempat melaporkan hujan yang bercampur abu vulkanik berlangsung dan turun di sekitar pos pengamatan. Kondisi ini diperkirakan potensi lahar panas yang cukup kuat.

Menyikapi upaya darurat, BPBD menurunkan tim untuk memonitor kondisi lapangan serta membuka pos pengungsian di lapangan untuk menampung sementara mereka yang melakukan evakuasi.

BPBD Kabupaten Lumajang melaporkan sebanyak 550 warga sekitar Gunung Semeru telah dievakuasi pada Selasa 1 Desember 2020 dini hari, setelah terjadinya peningkatan aktivitas vulkanis.

Baca Juga: Ini Bocoran Sutradara dan Judul Episode Final Attack On Titan Season 4, Perjalanan Terakhik Eren?

Berdasarkan data sementara, warga sekitar lereng Gunung Semeru mengungsi di tiga titik pengungsian yang berada di Kecamatan Pronojiwo, Kecamatan Candipuro, dan Desa Kamar Kajang, Lumajang, Jawa Timur.

Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kabupaten Lumajang mencatat sejumlah kebutuhan mendesak, seperti makanan siap saji, dapur umum dan masker.

Di samping itu, untuk menghindari abu vulkanik dan penerapan protokol kesehatan, BPBD dan dinas kesehatan membagikan 4.000 masker, sedangkan dinas sosial mempersiapkan operasional dapur umum. Pihak lain, seperti TNI, Polri dan dinas terkait, turut mendukung penanganan darurat di lapangan.

Baca Juga: Kota Bandung Luncurkan Portal Investasi Online, Warga Bisa Jadi Investor di invest.bandung.go.id

PVMBG merekomendasikan beberapa peringatan sebagai berikut, masyarakat tidak melakukan aktivitas di dalam radius 1 kilometer dan wilayah sejauh 4 kilometer di sektor lereng selatan-tenggara kawah aktif yang merupakan wilayah bukaan kawah aktif Gunung Semeru (Jongring Seloko) sebagai alur luncuran awan panas.

Melihat secara kronologi, secara visual pada periode 1 Oktober hingga 30 November 2020, gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut. Teramati asap kawah utama berwarna putih dan kelabu dengan intensitas tipis hingga sedang, tinggi sekitar 50-500 meter dari puncak.

Erupsi terjadi terus menerus dan menghasilkan erupsi berwarna kelabu dengan tinggi maksimum 500 meter dari atas kawah/puncak. Guguran batuan dari arah puncak terjadi tidak menerus sejak 19 Oktober 2020.

Baca Juga: 1 Orang Tewas di Kecelakaan Beruntun Tanjungsari Kabupaten Sumedang, Awalnya Gara-gara Truk Fuso

Pada 28 November 2020 terjadi kenaikan jumlah guguran secara signifikan diikuti oleh kejadian awan panas guguran yang berasal dari ujung lidah lava dengan jarak luncur maksimum 1 kilometer ke sektor tenggara lereng.

Pada 1 Desember 2020 mulai pukul 01.23 WIB, teramati awan panas guguran dari kubah puncak, dengan jarak luncur 2 hingga 11 kilometer ke arah Besok Kobokan di sektor tenggara dari puncak Gunung Semeru.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terus berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten Lumajang untuk mendapatkan perkembangan terkini setelah awan panas berguguran yang terjadi dini hari tadi.***

Editor: Fitri Nursaniyah

Sumber: BNPB ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler