Menristek Optimistis Indonesia Kuat Menjadi Produsen Vaksin Covid-19

23 Januari 2021, 11:30 WIB
Ilustrasi vaksinasi Covid-19. /pixabay/Wilfried Pohnke

PR BANDUNGRAYA - Menteri Riset dan Teknologi sekaligus Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Bambang Brodjonegoro optimis Indonesia berpotensi untuk menjadi salah satu produsen vaksin yang mandiri di masa mendatang.

Dilansir dari akun Instagram pribadinya, Bambang turut mendorong kolaborasi antar institusi untuk terlibat dalam riset dan inovasi dalam perkembangan penelitian Vaksin. Dengan harapannya untuk menjadi acuan kebijakan jangka Panjang penelitian di bidang kesehatan yang berorientasi pada pencegahan dibandingkan penyembuhan.

"Kami di @kementerianristekbrin terus mendorong kolaborasi antar institusi untuk terlibat dalam riset dan inovasi, salah satunya penelitian Vaksin Merah-Putih, di mana Universitas Indonesia @univ_indonesia, yang hari ini mengadakan webinar "Tantangan dan Kebijakan Pengembangan Vaksin Merah Putih untuk Percepatan Penanganan Pandemi Covid-19.”

Baca Juga: Semifinal Thailand Open II : Greysia/Apriyani Lawan Korsel, Ahsan/Hendra Lawan Taiwan

"Ini adalah momentum perkembangan penelitian vaksin di Indonesia, bukan hanya vaksin Covid-19 tapi juga vaksin lainnya seperti malaria, demam berdarah, hepatitis B, dan penyakit lainnya yang membutuhkan vaksin,"

"Harapannya momentum ini menjadi acuan kebijakan jangka panjang penelitian di bidang kesehatan yang berorientasi pada pencegahan dibandingkan penyembuhan,"

"Tetap 3M, salam sehat selalu, salam #InovasiIndonesia,” tulis dia dalam unggahannya.

Baca Juga: Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Doni Monardo Positif, Kini Jalani Isolasi Mandiri

Ia menjelaskan industry vaksin di Indonesia cukup kuat dan mandiri dan prospektif terutama kalua dari pandangan ekonomo dan bisnis.

"Sebenarnya industri vaksin di Indonesia cukup kuat dan mandiri dan prospektif terutama kalau dari pandangan teman-teman ekonomi dan bisnis. Kenapa prospektif? Karena penduduk kita 270 juta," kata Bambang dalam sebuah diskusi virtual, sebagaimana dikutip PRBandungRaya.com dari PMJ News, Sabtu 23 Januari 2021.

Bambang mengatakan, untuk pandemi saja jika ingin menciptakan herd immunity dibutuhkan 360 juta dosis. Belum lagi kebutuhan di vaksin di luar pandemi Covid-19 membutuhkan imunisasi.

Baca Juga: Manjakan Pengguna, Google Desain Ulang Tampilan Pencarian di HP

"Jadi di luar kebutuhan pandemi kita juga butuh keperluan untuk misalkan kesehatan masyarakat dari sejak anak-anak mendapatkan imunisasi yang sesuai," tuturnya.

Terlebih lagi, lanjut dia, jenis vaksin yang dibutuhkan saat ini sangat beragam. Sehingga menurutnya, pengembanhan vaksin tidak hanya berhenti untuk covid-19 saja tetapu masih akan terus berlanjut.

"Artinya pengembangan vaksin ini tidak akan pernah berhenti dan untuk memenuhi kebutuhan 270 juta apalagi kalau kita arahnya preventif medis mau tidak mau industri vaksinya harus kuat," kata dia.***

Editor: Fitri Nursaniyah

Sumber: PMJ News

Tags

Terkini

Terpopuler