Sebut Masyarakat di Lokasi Gempa Sulbar Banyak yang Abai Prokes, Dokter Menduga Ada Personel Positif Covid-19

24 Januari 2021, 17:48 WIB
Enam desa yang berada di titik gempa kecamatan Ulumanda Kabupaten Majene,Sulawesi Barat terisolir. /ANTARA

PR BANDUNGRAYA – Sejak awal 2021, Indonesia telah dilanda sejumlah bencana seperti banjir dan tanah longsor di Kabupaten Sumedang Jawa Barat hingga gempa bumi di Kabupaten Mamuju Sulawesi Barat.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah mencatat sejumlah 197 bencana terjadi sejak awal tahun ini hingga Sabtu, 23 Januari 2021.

Bencana yang terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia ini tentu membuat prihatin banyak pihak.

Baca Juga: Syarat dan Tata Cara Penyandang Disabilitas Mendapat BLT Bansos Rp2,4 Juta, Daftar Langsung

Sebab, masih berjuang di tengah kondisi pandemi virus corona yang belum juga selesai, Indonesia justru dilanda kemalangan lain.

Kondisi bencana dan pandemi yang menimpa sejumlah wilayah lantas menjadi perhatian para tenaga kesehatan.

Di antaranya adalah relawan dari Lembaga medis dan kemanusiaan Medical Emergency Rescue Committee (MER-C), dr Zecky Eko Triwahyudi.

Baca Juga: Viral Siswi Non Muslim Diminta Berhijab, Denny Siregar: Padang Ternyata Tak Seindah Nasi Padang

Dari hasil pantauannya, dr Triwahyudi mengatakan bahwa masih banyak masyarakat di lokasi bencana gempa bumi di Sulawesi Barat yang tidak menerapkan protokol kesehatan.

“Kondisi di lapangan, masyarakat masih terlalu cuek dengan wabah dan tidak menggunakan masker,” tutur dr Triwahyudi, sebagaimana dikutip PRBandungRaya.com dari Antara.

Karena tidak menerapkan protokol kesehatan, menurutnya hal tersebut juga menyulitkan para tenaga kesehatan dan relawan dalam membantu korban dalam hal penanganan.

Baca Juga: Jadi Penggemar Jimin BTS, Ini Pengakuan Jay ENHYPEN Saat Ditanya Tentang Siapa yang Jadi Inspirasinya

Selain itu, dr Triwahyudi juga menyebutkan adanya kemungkinan personel yang diduga positif Covid-19 karena banyaknya masyarakat yang tidak menerapkan protokol kesehatan.

Terkait hal ini, para relawan dan tim medis dari MER-C dikabarkan memperkuat penerapan protokol kesehatan dengan menjaga jarak sebagai upaya mengurangi risiko terpapar virus corona di lokasi bencana.

Meski hal tersebut menjadi sebuah tantangan, menurut dr Triwahyudi, seluruh pihak tenaga kesehatan yang datang ke lokasi bencana khususnya di Kabupaten Mamuju dan Kabupaten Majene telah diwajibkan melakukan tes usap atau rapid test antigen.

Baca Juga: Belum Sebulan, BNPB Catat 197 Bencana Telah Terjadi Sejak Awal Tahun 2021

Selain itu, upaya edukasi kepada masyarakat, terutama yang masih tidak menerapkan protokol kesehatan juga terus dilakukan.

“Upaya promosi kesehatan yang dilakukan oleh MER-C ialah pencegahan diare dan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA),” tutur dr Triwahyudi.***

Editor: Bayu Nurullah

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler