Geliat Fenomena Kata Habib, Buya Syafi’i: Mendewakan Keturunan Nabi Adalah Perbudakan Spiritual

- 23 November 2020, 09:50 WIB
Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Ahmad Syafi’i Ma’arif  atau akrab dipanggil Buya Syafi’i.
Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Ahmad Syafi’i Ma’arif atau akrab dipanggil Buya Syafi’i. /instagram.com/@buyasyafii/

PR BANDUNGRAYA – Buya Syafi’I yang merupakan Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah kini muncul dengan memberikan tanggapannya terhadap perilaku masyarakat Indonesia saat ini.

Buya Syafi’I menilai bahwa perilaku masyarakat yang terlalu menggaung-gaungkan sosok yang telah dianggap sebagai keturunan Rasulullah SAW dianggap berlebihan.

Pasalnya ia berpendapat bahwa perilaku pengkultusan tersebut merupakan sesuatu yang tidak sehat jika terus dipopulerkan. Ia juga membandingkan bagaimana dahulu Soekarno yang telah mengkritik keadaan atau tradisi dari perilaku tersebut merupakan sesuatu yang tidak sehat.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Capricorn, Aquarius, dan Pisces Hari Ini 23 November 2020: Cinta, Karier, Kesehatan

Dalam cuitan akun twitter miliknya, Buya Syafi’I mengatakan bahwa mendewakan keturunan Nabi adalah bentuk perbudakan spiritual.

Hal ini ia tulis pada 21 November 2020 di akun @serambibuya.

“Bagi saya mendewa-dewakan mereka yang mengaku keturunan Nabi adalah bentuk perbudakan spiritual. Bung Karno puluhan tahun yang lalu sudah mengeritik keras fenomena yang tidak sehat ini,” tutur Buya Syafi’i.

Baca Juga: Update Covid-19 di Jawa Barat Pada Senin Pagi, 23 November 2020: Jumlah Kematian Bertambah 1 Orang

Tidak sampai pada pendapat disitu, Buya Syafi’I kembali menekankan betapa gelar Habib dan gelar-gelar lainnya yang mengaku keturunan Nabi akan luntur dengan penegasan ayat Al-Qur’an.

“Gelar habib, dan 1.001 gelar lain yg mengaku keturunan nabi, atau keturunan raja, hulubalang/keturunan bajak laut, perompak lanun yg menjadi raja, sultan, dianggap suci oleh sebagian orang akan runtuh berkeping berhadapan dengan penegasan ayat Al-Qur’an,” tutur Buya, seperti dikutip Prbandungraya.pikiran-rakyat.com pada 22 November 2020.

Hal tersebut dapat dipahami jika seandainya melihat dalam aturan serta tradisi warga Muhammadiyah yang enggan untuk memberikan gelar terhadap seseorang dikarenakan nasabnya.

Baca Juga: Update Klasmen Liga Champions Grup E-H: MU di Atas Angin untuk Lolos ke Babak Selanjutnya, PSG?

Bahkan, Muhammadiyah sendiri tidak memberikan gelar terhadap tokoh dan pendirinya yaitu KH. Ahmad Dahlan.

Berdasarkan informasi yang telah dihimpun, jika ditelusuri lebih mendalam bahwa KH.Ahmad Dahlan merupakan keturunan Nabi Muhammad SAW yang telah disebutkan oleh Ustaz Adi Hidayat.

Akan tetapi, dibalik komentar Buya terhadap fenomena Habib membuat beberapa warganet memberikan reaksi terhadap pernyataan tersebut.

Baca Juga: Daftar BLT UMKM BPUM Tapi Lokasi Usaha dan Alamat Domisili Berbeda di KTP? Simak Cara Mudahnya

"Siapa yg mendewakan? Kepada nabi sekalipun kita tidak mendewakan. Buya, cinta itu tidak masuk logika Buya jika buya tidak merasakannya. Cinta itu reaksi," tulis@maulana91231774

Merasa bahwa Buya dikatakan tidak memahami cinta, tanggapan tersebut pun langsung dibalas oleh warganet yang tidak setuju dengan akun @maulana91231774.

“Kalo udah salah masih dibela-belain, ngomong kotor di forum Maulid Nabi masih dibela-belain, namanya apa kalo bukan mendewakan?, Cinta? Cinta kok menjauhkan diri kita dari Allah," tulis@nabanmudrik. ***

Editor: Fitri Nursaniyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x