Hari AIDS Sedunia 2020, Kemenkes: Penanganannya Terhambat karena Pandemi Covid-19

- 1 Desember 2020, 08:35 WIB
Poster World AIDS Day atau Hari AIDS Sedunia yang diperingati setiap tanggal 1 Desember.
Poster World AIDS Day atau Hari AIDS Sedunia yang diperingati setiap tanggal 1 Desember. /Freepik

PR BANDUNGRAYA – Hari AIDS sedunia yang diperingati setiap tanggal 1 Desember, menjadi pengingat bagi pemerintah maupun masyarakat akan bahaya HIV dan AIDS, terlebih di masa pandemi virus corona atau Covid-19 ketika penanganannya menjadi terhambat.

Selain Covid-19, virus HIV penyebab AIDS yang mematikan juga pernah mengakibatkan pandemi dengan skala yang cukup besar bertahun-tahun lalu.

Meskipun penularannya tidak lebih mudah dari Covid-19, di Indonesia, HIV dan AIDS juga masih menjadi kekhawatiran banyak orang karena penularannya tidak hanya pada orang dewasa, tetapi anak-anak pun dapat menjadi korban.

Baca Juga: Kota Bandung Akan Segera Persiapkan Kebutuhan Vaksinasi Covid-19, Kapan Pelaksanaannya?

HIV atau AIDS yang ditularkan melalui cairan tubuh seringkali diasosiasikan dengan pergaulan bebas, padahal anak-anak yang baru lahir maupun orang yang tidak pernah melakukan pergaulan bebas pun dapat tertular.

Oleh sebab itu, penting bagi masyarakat untuk tidak hanya mencegah penularan HIV atau AIDS, tetapi juga menghentikan diskriminasi dan stigma terhadap pasien penderita HIV/AIDS.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dr. Siti Nadia Tarmizi M. Epid menyebutkan bahwa sejak tahun 1987, sebetulnya sudah banyak program yang dilakukan pemerintah Indonesia terkait penanggulangan HIV atau AIDS.

Baca Juga: Wacana Vaksinasi Covid-19 pada Desember 2020, Pemkot Bandung Segera Sosialisasi Vaksin Merah Putih

Akan tetapi, penanganan masalah HIV atau AIDS menjadi terhambat sejak adanya pandemi virus Covid-19, sebagaimana dilansir Prbandungraya.pikiran-rakyat.com dari laman resmi Kemenkes.

Pada awal tahun 2021, estimasi orang dengan HIV/AIDS di Indonesia berjumlah sekitar 630 ribu. Angka tersebut turun menjadi 543 ribu di tahun 2018.

“Jadi ini merupakan kerja bersama kita dan kerja semuanya. Tidak bisa hanya oleh sektor kesehatan saja, di berbagai lintas sektor dan lintas program ikut terlibat,” kata dr Nadia secara virtual pada Senin, 30 Desember 2020 kemarin.

“Dari mulai upaya pencegahan sejak remaja, bagaimana mengubah perilaku beresiko seksual atau pun bagaimana pengobatan sehingga seseorang yang terinfeksi HIV/AIDS tidak jatuh pada kondisi terpuruk dan tetap beraktivitas secara normal,” katanya.

Baca Juga: Ada Sinetron Ikatan Cinta, Berikut Jadwal Acara TV RCTI, SCTV, dan Trans 7 Hari Ini, 1 Desember 2020

Pada kesempatan ini, dr. Nadia juga menyampaikan komitmen untuk berupaya mencegah ibu hamil yang positif HIV/AIDS agar tidak menularkan kepada anaknya.

Langkah awal yang dilakukan untuk pencegahan tersebut adalah melalui program Aku Bangga Aku Tahu yang juga diharapkan akan mengurangi stigma dan diskriminasi yang dirasakan penderita HIV atau AIDS terutama anak-anak.

“Kita melihat masih banyak diskriminasi terhadap anak-anak dengan HIV/AIDS baik oleh keluarga maupun masyarakat yang masih mengalami stigma,” kata Ketua PP Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi dr. Ari Kusuma J, Sp. OG.

Baca Juga: BTS Puncaki Billboard Hot 100 dengan 2 Lagu di Album BE, Pertama Kali Lagu non-Inggris Posisi #1

Penanganan HIV/AIDS penting untuk menjadi komitmen bersama dan dapat dimulai dari pencegahan penyakit menular pada masyarakat usia produktif.***

Editor: Bayu Nurulah

Sumber: Kemenkes


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x