PR BANDUNGRAYA – Bulan puasa Ramadhan merupakan momen yang dinanti–nanti umat Muslim dunia, begitu pula di Indonesia.
Penetapan awal puasa Ramadhan berganti setiap tahunnya.
Muhammadiyah telah menentukan tanggal awal puasa Ramadhan berdasarkan hasil perhitungan astronomi (hisab) yang dipedomani Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpiminan Pusat Muhammadiyah.
Perhitungan hisab merupakan kalkulasi akurat yang satu di antara nya digunakan untuk memetakan posisi matahari dan bulan.
Metode ini biasa digunakan oleh Muhammadiyah untuk menetapkan waktu awal puasa Ramadhan, jauh hari sebelum Kementerian Agama RI menentukan tanggal.
Berbeda dengan Muhammadiyah, Kementerian Agama RI biasa menggunakan metode hisab yang dikombinasi dengan rukyatul hilal atau melihat bulan baru.
Baca Juga: GENCAR! BLT PKH, Bantuan Sembako, dan BST Jadi Program Bansos Prioritas, Begini Skema Pencairannya
Berdasarkan hasil perhitugan hisab, pada 12 April petang setelah matahari terbenam posisi bulan baru (hilal) di Yogyakarta sudah terlihat dengan ketinggian di atas ufuk 3 derajat 44 menit 38 detik.