Warganet Indonesia Disebut Paling Tidak Sopan Se-Asean, Sosiolog Ungkap Salah Satu Penyebabnya

- 27 Februari 2021, 09:53 WIB
Ilustrasi warganet disebut paling tidak sopan se-Asia Tenggara.
Ilustrasi warganet disebut paling tidak sopan se-Asia Tenggara. /Pixabay/Dean Moriarty

PR BANDUNGRAYA - Baru-baru ini jagad warganet Indonesia tengah dihebohkan dengan hasil riset yang dilakukan Microsoft.

Hasil riset Microsoft itu menyebut bahwa warganet Indonesia masuk dalam kategori paling tidak sopan se-Asean (Asia Tenggara).

Dari 32 negara, warganet Indonesia 'menempati' urutan 29 yang punya sopan santun dalam menggunakan media sosial.

Baca Juga: Harga Cabai Rawit Meroket Hingga Rp110 Ribu per Kilogram, Ternyata Ini Penyebabnya

Tetangga Indonesia yaitu Singapura sukses menjadi salah satu negara paling sopan di media sosial dengan ada di peringkat 4.

Sebagaimana dilansir PRBandungRaya.com dari Mashable, survey ini melibatkan sekira 16.000 responden dari warganet muda hingga dewasa.

Skor kesopanan warganet dihitung dari kabar hoaks yang beredar, ujaran kebencian, diskriminasi, hingga penipuan yang terjadi di media sosial.

Baca Juga: Space Sweepers yang Dibintangi Song Joong Ki Sukses Besar, Film Sekuel Dikabarkan Bakal Segera Digarap

Ridwan Kamil Gubernur Jawa Barat pun turut berkomentar mengenai hasil tersebut.

"Banyak membuli dan galak di medsos. Pas ketemu seolah paling sopan dan santun. Atau pas ditangkap karena nyebar hoaks, menangis dan minta maaf tersedu-sedu," tulis Ridwan Kamil sebagaimana dikutip PRBandungRaya.com dari akun Instagram @ridwankamil.

Ia pun menyebut bahwa kata-kata kasar kerap ditemukan di kolom komentar berita-berita online.

Baca Juga: Halsey hingga MAX Dukung BTS, Permintaan Maaf Penyiar Radio asal Jerman Matthias Matuschik Dinilai Tidak Tulus

"Level kasarnya luar biasa," tulis pria yang sering disapa Kang Emil itu.

Ia pun mengajak warganet untuk berperilaku santun baik saat berinteraksi tatap muka maupun saat berinteraksi secara virtual.

Sosiolog Universitas Padjajaran Ari Ginanjar turut memberi tanggapan terkait hasil riset tersebut.

Ari mengatakan bahwa soal hasil 'ketidaksopanan' tersebut salah satunya disebabkan masih rendahnya budaya literasi masyarakat Indonesia.

Baca Juga: Terjaring OTT KPK, Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah Ditangkap Bersama Seorang Pengusaha dan 4 Orang Lainnya

"Kenapa bisa seperti itu hal ini erat kaitan dengan budaya literasi kita. Tahun 2018 saja kita berada di urutan 64 . Sekarang tidak lebih baik hanya 37 persen, artinya literasi kita termasuk rendah. Ini penyebab mengapa ketidaksopanan yang terjadi sekarang," ujarnya dikutip PRBandungRaya.com dari PRFMNews.com.

Ia juga mengatakan kemampuan literasi bukan hanya soal membaca.

"Literasi penting bukan hanya membaca, tapi kemampuan menalar, berpikir dan mempelajari informasi, beragumentasi dengan pernyataan orang lain dan kemampuan menulis," katanya.

Baca Juga: Sejumlah Idol K-Pop Terseret Skandal Bullying, Xiumin EXO Justru Dikenal Baik Hati Sewaktu Sekolah

Ari juga mencontohkan pengguna media sosial di luar negeri yang tetap sopan dan halus walaupun sedang berdebat.

"Kalau kita lihat fenomena media sosial di kita mengkhawatirkan. Media sosial di kita banyak ujaran kebencian, saling ejek dan membuat situasi tidak kondusif," ujarnya.

Ia juga menjelaskan bahwa Belanda ada di peringkat dua soal tingkat literasi oleh karena itu Belanda punya tingkat kesopanan yang tinggi dalam bermain media sosial.***

Editor: Elfrida Chania S

Sumber: Instagram @movreview PRFM News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x