Status Masih Siaga, Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas Guguran

- 9 Maret 2021, 13:01 WIB
Gunung merapi mengeluarkan awan panas guguran pada Selasa pagi, 9 Maret 2021.
Gunung merapi mengeluarkan awan panas guguran pada Selasa pagi, 9 Maret 2021. /Twitter/@BPPTKG

PR BANDUNG RAYA - Gunung Merapi meluncurkan awan panas guguran pada Selasa pagi, 9 Maret 2021.

Tercatat awan panas guguran yang disemburkan Gunung Merapi terjadi pada pukul 06.33 WIB.

Meskipun berulang kali mengeluarkan awan panas dan guguran lava, hal tersebut tidak mengubah status Gunung Merapi saat ini.

Baca Juga: Diduga Terjadi Plagiat, Intip Beberapa Kemiripan dari MV Lay ‘Lit’ dan Young Lex ‘Raja Terakhir’

Pasalnya, berdasarkan data dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Gunung Merapi dilaporkan sudah berstatus Siaga sejak 5 November 2020.

Dilansir PRBandungRaya.com dari akun Twitter resmi @BPPTKG, awan panas guguran yang dikeluarkan Gunung Merapi tersebut tercatat di seismogram dengan amplitudo 36 mm dan berdurasi 99,52 detik.

Jarak luncur awan panas tersebut sepanjang lebih kurang 700 meter ke arah barat daya.

Baca Juga: Ngaku Sejajar dengan Presiden Jokowi, Ternyata Ibu Felicia Tissue Bukan Orang Sembarangan, Siapa Meilia Lau?

Dari pos-pos pemantauan Gunung Merapi, diketahui pada Senin pagi Gunung Merapi mengeluarkan awan panas guguran.  

Teramati oleh BPPTKG terjadi awan panas guguran dengan jarak luncur maksimal 1000 meter ke arah barat daya (hulu Kali Boyong, Krasak, dan Sat).

Aktivitas awan panas guguran dan guguran lava pijar ini tidak mengubah rekomendasi.

Baca Juga: Pantau Perkembangan Kisruh Partai Demokrat AHY vs Moeldoko, Polri Siap Antisipasi Gangguan Kamtibmas

Potensi bahaya berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan–barat daya meliputi Kali Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 km.

BPPTKG menyatakan bila Gunung Merapi mengalami letusan eksplosif, maka lontaran material vulkanik dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

Gunung Merapi sebelumnya sudah dinyatakan erupsi sejak tanggal 4 Januari 2021 lalu.

Baca Juga: Felicia Tissue Ulang Tahun Hari Ini, Gagal Nikah dan Dighosting Jadi 'Kado' dari Kaesang Pangarep?

"Sejak tanggal 4 Januari 2021, Gunung Merapi telah memasuki fase erupsi yang bersifat efusif atau yang kita kenal juga sebagai Tipe Merapi," kata Kepala BPPTKG, Hanik Humaida.

Kemudian BPPTKG juga melaporkan adanya kubah lava baru di Gunung Merapi yang berada di kawah puncaknya.

"Volume kubah lava terukur sebesar 426.000 meter kubik dengan laju pertumbuhan rata-rata sekitar 10.000 meter kubik per hari," kata Hanik dikutip PRBandungRaya.com dari Antara, Selasa 9 Maret 2021.

Baca Juga: Siprokarling, Alat Pemadam Kebakaran Mini Buatan Warga Bandung

Kubah lava baru tersebut muncul per tanggal 17 Februari 2021 lalu.

Hanik menyatakan volume kubah lava baru itu sedikit lebih besar dibandingkan kubah lava di sisi barat daya Gunung Merapi.

Kubah lava baru itu terpantau BPPTKG pada 4 Februari 2021. Kubah lava tersebut berada di atas lava sisa erupsi tahun 1997.

Baca Juga: Bagaimana Cara Pangeran Harry Menghidupi Keluarganya?

"Secara umum baik yang ada di tengah maupun di barat daya, pertumbuhannya rata-rata 10.000 meter kubik. Ini termasuk pertumbuhan yang kecil untuk ukuran Merapi," jelas Hanik.

Menurut Hanik, pertumbuhan kubah lava di tengah kawah puncak Merapi cenderung berkembang ke arah barat.

BPPTKG terus melakukan pemantauan terhadap kemungkinan kedua kubah lava itu akan bersatu.***

Editor: Elfrida Chania S

Sumber: BPPTKG


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x