"Di dalam riset terorisme, selalu terorisme timbul di dalam keadaan masyarakat terbelah, dalam keadaan tidak punya pegangan, dalam harapan terhadap cahaya itu melemah," ujar Rocky.
"Nah seluruh sinyal itu ada dalam kekuasaan hari ini, serta menjadi lahan basah bagi operasi-operasi dari mereka yang punya pemikiran tentang kekerasan," tambahnya.
Lebih lanjut, Rocky mengungkapkan bahwa terorisme juga merupakan sebuah alat kekuasaan untuk menutupi kelemahannya sendiri.
Baca Juga: Mudik Lebaran 2021 Dilarang Pemerintah, Ini Tanggapan Muhammadiyah
Dalam hal itu, Rocky berbicara berdasarkan apa yang terjadi di Amerika Serikat, dimana terorisme diternakan oleh para elit di gedung putih.
"Mereka yang belajar tentang terorisme, tahu bahwa teror itu juga merupakan alat dari kekuasaan, untuk mengatasi kelemahannya sendiri," ujar Rocky.
Baca Juga: Mudik Lebaran 2021 Dilarang Pemerintah, Ini Tanggapan Muhammadiyah
Yang berbahaya menurut Rocky adalah ketika kasus radikalisme kekerasan tersebut ditunjukan kepada muslim, mengingat muslim telah diframe oleh kekuasaan sebagai penganut radikalisme.
Oleh karena itu, hal tersebut juga dapat menimbulkan adu domba antar umat beragama di tanah air Indonesia ini.***(Diyang Mardiana Fajar Nugraha/Galamedia)