Network
Kasus tersebut menarik perhatian dari Jiemi Ardian, seorang psikiater yang bertugas di Rumah Sakit Siloam Bogor.
Baca Juga: Jungkook BTS Ketauan Tambahkan Tato Baru, Temuan ARMY di Episode Bangtan Bomb Terbaru
Sebagai seorang psikiater, budaya marah-marah saat melakukan tradisi pengenalan kampus atau ospek dinilai oleh Jiemi Ardian sebagai wadah memuaskan ego.
Jiemi Ardian juga menganggap ospek sebagai ajang hiburan, bukan cara mendidik mahasiswa baru.
“Jujurlah wahai kating, OSPEK marah marah yang kamu buat itu bukan tentang mendidik adik tingkat. Kamu buat OSPEK marah marah itu buat hiburanmu dan memuaskan ego mu yang ingin terlihat hebat," kata Jiemi Ardian sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-bandungraya.com.
Baca Juga: Yuk Cegah Virus Corona, Konsumsi 5 Buah Ini Dipercaya Dapat Tingkatkan Daya Tahan Tubuh
"Pendidikan? Bukan, itu keegoisan dan kemalasan mencari jalan menguatkan yang lebih baik," tutur dia.
Jiemi Ardian mengingatkan kepada kakak tingkat untuk menghentikan budaya kekerasan pada adik tingkat.
Dirinya juga meluapkan kekhawatiran akan adanya korban yang terkena gangguan jiwa dengan budaya ospek tersebut.***
