Sejarah Hoaks: Ditemukan Sejak Abad Ke-16, Berikut Kumpulan Buktinya dari Masa ke Masa

13 Agustus 2020, 19:40 WIB
Ilustrasi hoaks.* /Pixabay/Viarami/

PR BANDUNGRAYA - Hoaks atau informasi yang tidak bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya menjadi 'musuh' dan pemicu perpecahan baru di era digital ini.

Dengan teknologi yang makin berkembang, kecepatan penyebaran informasi yang tak diketahui pasti kebenarannya bisa tersebar luas bahkan hingga ke penjuru dunia.

Sejatinya, hoaks bukanlah hal baru. Berabad-abad kebelakang, hoaks juga telah menjadi ancaman tersendiri. Walaupun penyebarannya tidak secepat saat ini, hoaks di awal mula kemunculannya justru banyak dipercaya.

Baca Juga: Bukan di Sekolah, Guru di Kota Bandung Mulai Gelar Kegiatan Belajar Tatap Muka di Rumah Siswa

Hal itu dikarenakan, informasi bisa dipublikasikan tanpa adanya komentar dan klarifikasi tertentu dari pembaca.

Kebenaran sebuah informasi bisa dinilai dengan bebas oleh masing-masing pembaca berdasarkan pemahaman, kepercayaan atau agama, dan penemuan ilmiah.

Hoaks sendiri telah ditemukan sejak tahun 1600, di mana, pada masanya hoaks diciptakan oleh spekulasi masyarakat.

Baca Juga: Dari Senam TikTok hingga Membuat Masker, Simak 5 Inspirasi Lomba 17 Agustus di Tengah Pandemi

Sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-bandungraya.com dari Jabar Saber Hoaks, Kamis 13 Agustus 2020, berikut ini kumpulan perkembangan hoaks dunia yang berkembang dari masa ke masa.

1 April 1726

Hoaks pertama dibuat oleh seorang penulis bernama Jonatan Swift. Ia menyebarkan hoaks melalui tulisannya bertajuk 'Travels Into Several Remote Nations of the World'.

Baca Juga: BTS Segera Comeback dengan Album Baru dan Gelar Konser 'Map of the Soul ON: E' Oktober Mendatang

Bukan hanya sekali, penulis itu juga kembali membuat hoaks pada 1908 berupa prediksi astrologi pada tanggal 1 April. Kini, 1 April itu dikenal sebagai 'April Fools' Day'.

17 Oktober 1745

Hoaks yang cukup fenomenal dibuat oleh Benjamin Franklin melalui Pennsylvania Gazette. Saat itu, Franklin mengatakan bahwa ada batuan Tiongkok yang diklaim mampu menyembuhkan berbagai penyakit seperti kanker dan rabies.

Baca Juga: Gagal Fokus Ada Sepatu Bayi di Tengah Koleksi Mainan BTS, ARMY: Bayangin Dia Punya Anak

Satu pekan setelah informasi itu tersebar, Pennsylvania Gazette membuat klarifikasi atas klaim yang diutarakan Franklin, bahwa ternyata batu Tiongkok itu terbuat dari tanduk rusa dan tidak bisa mengobati penyakit apapun.

1835

Di tahun ini, hoaks juga dibuat oleh seorang penulis. Dia adalah Edgar Allan Poe yang menerbitkan cerita hoaks terkenal pada masanya bertajuk 'The Unparalled Adventure of One Hans Pfaall'.

Baca Juga: Dandan ala Mahasiswa Usai Sidang, Begini Cara V BTS Rayakan Penghargaan dari Weverse

Karya Edgar mengisahkan seorang pria yang berhasil pergi ke bulan menggunakan balon udara. Dalam cerita, tokoh pria itu sempat menetap di bulan selama lima tahun.

1835

The Great Moon Hoaks yang dilansir The Sun. Rporter The Sun menduga bahwa peneliti John Herschel menemukan manusia bersayap setinggi empat kaki di bulan.

Baca Juga: Kembali Adu Kemampuan Menjadi Pengisi Suara di Run BTS Episode 112, Mas Ganteng Jin Banjir Pujian

1860-an

PT Barnum membuat hoaks berjudul 'What Is It?' yang diklaim sebagai jawaban atas misteri teori evolusi primata menjadi manusia dari Charles Darwin.

Hoaks yang beredar di era ini juga digunakan sebagai senjata politik pemilihan presiden Abraham Lincoln.

Baca Juga: Foto Teaser Kedua BTS 'Dynamite' Rilis, Begini Reaksi ARMY Lihat 'Kakak Pebasket': Bikin Ambyar

1869

Hoaks soal penampakan Cardiff Giant atau manusia raksasa setinggi 10 kaki yang ditemukan di New York, Amerika Serikat. Hoaks ini dimuat dalam berita. Rupanya, raksasa tersebut merupakan buatan manusia yakni ahli tembakau, George Hull.

1874

Baca Juga: Resmi Ditetapkan Sebagai Tersangka, Polda Bali Langsung Tahan Jerinx SID di Rutan

James Gordon Bennett Jr. membuat cerita hoaks di New York tentang binatang buas yang kabur dari kebun binatang dan membunuh 49 orang. Hoaks ini berujung menimbulkan kekacaua dan kepanikan publik yang hebat.

2000-an

Stasiun televisi ABC dan USA Today menyiarkan tayangan berisi klaim bahwa Rusia berencana menjual jenazah Vladimir Lenin, tokoh komunos dan politikus Rusia, demi mendrongkrak pemasukan negara.

Baca Juga: Lupakan Balap Karung dan Panjat Pinang, Pemkot Bandung Tegaskan Warga Dilarang Gelar Lomba 17-an

2018, Indonesia

Ratna Sarumpaet, aktivis HAM (Hak Asasi Manusia) sekaligus seniman, membuat hoaks tentang dirinya yang mengaku telah dianiaya oleh orang tak dikenal hingga wajahnya dipenuhi luka lebam.

Hoaks ini sempat viral bahkan berbuntut kekacauan publik. Faktanya, wajah lebam Ratna Sarumpaet adalah efek samping dari operasi plastik.***

Editor: Fitri Nursaniyah

Sumber: Jabar Saber Hoaks

Tags

Terkini

Terpopuler