Tak Disangka, Hasil Survei ASI: 20% Tidak Tahu Program Bantuan Kuota Kemendikbud

- 19 Oktober 2020, 10:14 WIB
Ilustrasi kuota belajar yang digunakan untuk Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
Ilustrasi kuota belajar yang digunakan untuk Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). /Unsplash.com/Chrish Montgomery

PR BANDUNG RAYA – Perubahan yang terjadi akibat dampak Covid-19 tidak hanya mempengaruhi sektor ekonomi dan kesehatan saja.

Masalah terbaru saat ini adalah kesulitannya para pelajar Indonesia dalam kegiatan belajar-mengajar. Meski telah dikatakan beberapa kali oleh Kemendikbud bahwa pembelajaran jarak jauh dapat dilaksanakan secara maksimal, pada fakta lapangan tidak terjadi seperti itu.

Dikutp Prbandungraya.pikiran-rakyat.com dari RRI, Arus Survei Indonesia (ASI) melakukan survei pendapat kepada publik mengenai program bantuan kuota data internet yang dibuat oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

Baca Juga: [Konflik Armenia-Azerbaijan] PBB Desak 2 Kubu Hormati Gencatan Senjata Nagorno-Karabakh

Tidak disangka bahwa dalam hasil survei tersebut ada 20 persen responden menjawab bahwa mereka tidak pernah tahu kebijakan ini.

Menanggapi hal tersebut, Direktur Eksekutif ASI, Ali Rif’an mengatakan bahwa Kemendikbud harus melakukan evaluasi terhadap program ini. Selain itu Kemendikbud harus semakin massif untuk melakukan sosialisasi program bantuan kuota data internet.

Sosialisasi harus terus diupayakan oleh Kemendikbud, sehingga kebijakan ini dapat dimaksimalkan oleh para siswa dalam kegiatan belajar-mengajar dengan para guru.

Baca Juga: Lisa BLACKPINK Curhat Bagaimana Jadi Global Ambassador MAC, Kosmetik dengan Harga Fantastis

Hal ini adalah satu dari sekian masalah yang terjadi dalam program pembelajaran jarak jauh, agar dapat maksimal, maka langkah yang harus dilakukan oleh Kemendikbud adalah sosialisasi secara masif agar kebijakan ini dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dalam sektor Pendidikan.

"Kalau belum tahu bagaimana mereka bisa mendapatkan bantuan kuota internet," kata Ali, Senin 19 Oktober 2020.

Kemendikbud harus mengganti pendekatan untuk melakukan sosialis terkait program pemberian data kuota internet kepada masyarakat.

Baca Juga: Banjir Pujian Netizen Korea, Ini Review Drama 'Start-Up' Episode 2: Seo Dal Mi Bertemu Nam Do San!

Menurut Rif’an, berdasarkan survei terhadap responden yang mendapatkan subsidi kuota sebanyak 8,9 persen menggunakan kuota untuk bermain game dan tidak digunakan sebagaimana fungsi dan tujuannya.

Rif’an mengatakan bahwa meski 8,95 persen bukan jumlah orang yang banyak, tetapi semua itu harus menjadi dasar pertimbangan bahwa Kemendikbud tidak bisa diam begitu saja. Ia menekankan bahwa subsidi kuota ini diberikan untuk mendukung proses kegiatan belajar jarak jauh.

Maka sudah sepatutnya bahwa proses program pemberian kuota internet dijalankan secara efektif agar tidak disalahgunakan oleh para siswa.

"Survei ini dilakukan menggunakan metode wawancara yang dilakukan melalui kontak telepon atau kuesioner. Survei dilakukan kepada 1.000 responden dari 34 provinsi di Indonesia menggunakan metode multistage atau random sampling. Adapun margin of error survei ini sekitar 3,10 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen," tuturnya. ***

Editor: Abdul Muhaemin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah