Namun dirinya mengatakan ruang yang terdapat dalam kurikulum akan terbatas. Akan ada materi yang terpilih dan tidak.
"Jika semua materi dianggap penting oleh sebagian orang harus masuk kurikulum, yang menjadi korban adalah guru," ujarnya.
Kemudian dia mengkhawatirkan jika kurikulum e-sport ini dipaksakan yang ada guru akan kejar tayang dalam mengajar.
Artikel ini perdana tayang di Pikiran Rakyat berjudul "Kabar E-Sport Masuk Kurikulum Sekolah, Selalu Soal Pertempuran Nilai-Nilai Lama dan Baru"
Pada akhirnya guru tidak sempat mengajak diskusi siswanya karena padatnya kurikulum yang harus disampaikan beserta materi dari masing-masing pelajaran yang berbeda.***