Saham Hong Kong Tergelincir, Investor Khawatirkan Risiko Kebijakan yang Ketat di Tiongkok

- 23 Februari 2021, 10:30 WIB
Ilustrasi Saham
Ilustrasi Saham /Pexels/Burak K

PR BANDUNG RAYA - Terhitung sejak Selasa pagi, 23 Februari 2021, saham Hong Kong terus mengalami penurunan.

Penurunan saham Hong Kong ini terjadi karena adanya perpanjangan penurunan beberapa waktu yang lalu.

Selain itu, investor juga mulai mengkhawatirkan harga saham yang sudah tinggi, akibat adanya risiko pengetatan kebijakan di Tiongkok.

Pasalnya, dilansir PRBandungRaya.com dari Antara, indikator utama Indeks Hang Seng (HSI) 0,43 persen atau 129,86 poin menjadi 30.189,97 poin.

Baca Juga: Sempat Dianggap Sampah, Daft Punk Berhasil Raih Grammy Award Sebelum Bubar, Ini Perjalanan Kariernya

HSI menurun 1,06 persen atau setara dengan 324,90 poin menjadi 30.319,83 poin pada Senin, 21 Februari 2021 setelah berhasil pada akhir minggu lalu dengan nilai transaksi mencapai 302,59 miliar dolar Hong Kong atau sekitar 39,04 miliar dolar AS.

Dilansir PRBandungRaya.com dari Investing.com, HSI China Enterprises turun 1,76 persen menjadi 11.893,68.

Akan tetapi, saham Tencent Holdings mengalami penurunan dalam indeks Hang Seng, Jatuh pada 3,71 persen.

Baca Juga: Ramai Kasus Dugaan Bullying dari Hyunjin Stray Kids hingga Soojin (G)I-DLE, Netizen Curigai Adanya Konspirasi

Dalam sektor keuangan naik menjadi 0,32 persen lebih tinggi dari sebelumnya dan diangkat oleh HSBC Holdings, yang naik 2,09 persen karena bank bersiap melaporkan hasil keuangannya.

Investor gelisah dengan kenaikan imbal hasil obligasi tersebut karena dengan patokan imbal hasil obligasi 10 tahun negara Jerman mencapai tertinggi delapan bulan pada hari Senin, 21 Februari 2021, dan hasil saham AS menyentuh tertinggi satu tahun.

Tiongkok sementara waktu membiarkan suku bunga pinjaman untuk perusahaan dan rumah tangga tidak diubah selama 10 bulan berturut-turut.

Baca Juga: Kemensos Hentikan Santunan Rp15 Juta Bagi Keluarga Korban Covid-19, Ini Penjelasannya

Hal tersebut berdasarkan pemantauan pada Sabtu, 20 Februari 2021 lalu yang mendorong spekulasi terjadinya pergeseran kebijakan yang lebih kuat.

Saham Shanghai ditutup dengan nilai 1,45 persen pada 3.642,44 poin, sedangkan blue-chip CSI300 menjadi 3,14 persen lebih rendah.

Indeks saham MSCI Asia menguat 0,19 persen, sedangkan indeks Nikkei Jepang ditutup naik 0,46 persen. Pada 6,4685 per dolar AS pada 0822 GMT, 0,13 persen lebih turun dari sebelumnya pada 6,4598 dolar AS.***

Editor: Elfrida Chania S

Sumber: Investing.com ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah