Diklaim 80 Persen Ampuh Membunuh Corona, Antivirus Covid-19 Buatan Indonesia Dilirik Pasar Global

3 Juni 2020, 17:29 WIB
KEMENTERIAN Pertanian meluncurkan inovasi rangkaian produk antivirus berbahan eucalyptus yang dinilai mampu menangkal penyebaran virus corona.* /ANTARA/

PR BANDUNGRAYA - Vaksin virus corona atau COVID-19 masih menjadi teka-teki global. Berbagai perusahaan farmasi di semua negara berlomba-lomba melakukan penelitian, mencari antivirus, vaksin, dan obat agar virus corona bisa dikendalikan dan dunia bisa kembali seperti sedia kala.

Indonesia, sebagai negara yang mulai mengonfirmasi virus corona pada Maret 2020 dengan total infeksi saat ini lebih dari 27.000 orang juga turut mengembangkan antivirus guna mencegah COVID-19.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) membuat sebuah inovasi berupa produk antivirus berbasis eucalyptus yang diluncurkan pada 8 Mei 2020 lalu.

Baca Juga: Obati Rasa Kangen Pengunjung, Kebun Binatang Bandung Segera Hadirkan Wisata Virtual

Menurut laporan Antara sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-bandungraya.com, saat ini, sejumlah perusahaan global menyatakan tertarik untuk menjalin kerja sama komersialisasi produk antivirus dari Balitbangtan tersebut.

Kepala BB Veteriner, Dr. Indi Dharmayanti menururkan ada dua perusahaan asing yang baru-baru ini menyatakan ketertarikannya pada produk inovasi antivirus COVID-19 dari Balitbangtan.

Perusahaan itu ialah pharmaceuticals dari Jepang Kobayashi.co.jp dan Aptar Pharma dari Rusia.

Baca Juga: Produksi APD, Ridwan Kamil Cek Penerapan Protokol Kesehatan Pabrik Eiger di Kabupaten Bandung

Kedua perusahaan internasional itu, kata Indi, memiliki cakupan pemasaran pharmaceutucals dan obat-obatan di Jepang, Amerika Serikat, Tiongkok, Rusia, Eropa, dan Asia Tenggara.

"Mereka sangat tertarik dengan hasil inovasi Indonesia dari essential oil eucalyptus guna mencegah COVID-19 dan mampu menekan replikasi COVID-19 pada pasien yang sudah terindikasi positif COVID-19," kata Indi.

Produk antivirus berbasis eucalyptus Balitbangtan diluncurkan pada pada 8 Mei 2020. Kemudian pada 18 Mei, Balitbangtan melakukan penandatanganan perjanjian lisensi dengan PT. Eagle Indo Pharma (Caplang).

Baca Juga: Pulihkan Ekonomi Nasional Pascapandemi, Pemerintah Siapkan Dana Rp 52,57 Triliun untuk 12 BUMN

Kepala Badan Litbang Pertanian, Fadjry Djufry menyambut baik minat mitra asing ini dan untuk mekanisme kerja sama yang paling dimungkinkan untuk juga menyempurnakan hasil penelitian akan disusun bersama-sama termasuk mekanisme kerja samanya.

Menurut dia, Balitbangtan sudah memiliki beberapa kerja sama dengan mitra asing, di antaranya komersialisasi bunga Impatient atau pacar air yang dipasarkan global oleh Sakata Seed Corporation, dan Indonesia memperoleh royalti atas hasil penjualan ini.

"Prinsipnya dalam kerja sama ini adalah kehati-hatian dan mawas terkait dengan perlindungan SDG (Sumber Daya Genetik), IPR (Intelectual Property Right) dan juga GRTK (Genetic Resources and Traditional Knowledge) yang dimiliki Indonesia," ujarnya.

Baca Juga: Mixtape Suga BTS 'D-2' Tuai Kontroversi Soal Pembantai Massal Jim Jones, Agensi Hapus Intro Lagu

Kepala Balai Pengelola Alih Teknologi Pertanian (BPATP) Ketut Mudiarta menambahkan secara teknis perlindungan paten juga harus dilakukan sesuai teritorial di negara yang akan dituju dan proses ini dilakukan satu per satu, sehingga negosiasi ini juga membutuhkan koordinasi antar K/L terkait.

Sementara itu Prof. Dr. Idrus Paturussi dari Unhas, pasien positif COVID-19 yang diuji coba dengan menggunakan produk antivirus berbasis eucaliyptus itu memberikan kesaksian cara penggunaan.

"Saat menggunakan masker menghirup minyak eucalyptus lebih meringankan pernapasan," ujar Idrus yang saat ini sudah dinyatakan negatif COVID-19.

Baca Juga: Kemenag Batalkan Keberangkatan ke Tanah Suci, Simak Cara Mengembalikan Dana Haji Calon Jemaah 2020

Dari hasil riset yang dilakukan di laboratorium BSL level 3 milik Balitvet, eucalyptus dapat dimanfaatkan sebagai antivirus dengan efektivitas membunuh virus 80-100 persen tergantung jenis virus. Termasuk terhadap virus corona yang digunakan serta virus influenza H5N1.

Kepala Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, Evi Savitri menjelaskan minyak atsiri eucalyptus memiliki senyawa 1,8-cineole yang juga disebut eucalyptol.

Senyawa itu merupakan komponen utama dari minyak atsiri yang ditemukan dalam daun eucalyptus yang memiliki aktivitas antivirus, anti inflamasi, dan antimikroba.

Baca Juga: Kemenag Batalkan Keberangkatan ke Tanah Suci, Simak Cara Mengembalikan Dana Haji Calon Jemaah 2020

Senyawa-senyawa tersebut dapat berfungsi menghambat replikasi virus corona dengan cara mengikat protein Mpro yang terdapat pada virus.***

Editor: Fitri Nursaniyah

Sumber: Permenpan RB

Tags

Terkini

Terpopuler