Gencar Pelonggaran Lockdown di Sejumlah Negara, Kurs Rupiah Diprediksi Menguat

- 26 Mei 2020, 12:24 WIB
LEMBARAN mata uang rupiah dan dolar AS diperlihatkan di salah satu jasa penukaran valuta asing di Jakarta.* PUSPA PERWITASARI/ANTARA FOTO
LEMBARAN mata uang rupiah dan dolar AS diperlihatkan di salah satu jasa penukaran valuta asing di Jakarta.* PUSPA PERWITASARI/ANTARA FOTO /

PIKIRAN RAKYAT - Dampak pandemi virus corona yang pertama kali ditemukan di Wuhan, Tiongkok memang terasa di berbagai sektor dunia terkhusus ekonomi.

Sejak dikonfirmasi pada Desember 2019 di Tiongkok, dan memuncak di berbagai negara di belahan dunia mulai dari Februari hingga Mei 2020, kini kebijakan pelonggaran lockdown sudah dicanangkan oleh beberapa negara di dunia melihat puncak penyebaran virus dinilai telah dilewati.

Sejalan dengan adanya pelonggaran lockdown di sejumlah negara, nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa 26 Mei 2020 diprediksi akan turut mengalami penguatan.

Baca Juga: Cegah Penyebaran Corona dari Wisatawan, Pantai Sayang Heulang Garut Ditutup Sementara

Pada pukul 9.41 WIB, rupiah sendiri masih melemah 40 poin atau 0,27 persen menjadi Rp 14.750 per dolar AS dari sebelumnya Rp 14.710 per dolar AS.

Dilansir Pikiranrakyat-bandungraya.com dari Antara, Selasa 26 Mei 2020, Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menyatakan bahwa penggerak penguatan aset-aset berisiko di pasar keuangan dipengaruhi oleh pelonggaran lockdown dan kemajuan penemuan vaksin.

"Sentimen ini menutupi kekhawatiran pasar terhadap penyebaran wabah yang masih meningkat dan ketegangan baru AS dan Tiongkok," ujar Ariston.

Baca Juga: Soal Polisi Pelanggar PSBB Tak Pakai Masker, Kapolda Jabar Putuskan Mutasi Oknum sebagai Hukuman

Ariston menuturkan, nilai tukar emerging markets terlihat menguat pagi ini terhadap dolar AS. Indeks saham Asia bergerak positif.

Yang terbaru, Jepang dikabarkan mencabut status darurat COVID-19. Singapura akan melakukan pelonggaran lockdown tahap 2.

Inggris melanjutkan rencana pembukaan lockdown yang akan dijalankan pada Juni 2020.

Baca Juga: Tiga Bulan Ditutup Karena Corona, 5 Kapal Wisata di Labuan Bajo Tenggelam Tak Terurus

Sementara itu, perusahaan bioteknologi Amerika Serikat Novavax mengumumkan kemajuan penemuan vaksin yang saat ini sedang dilakukan uji klinis terhadap manusia.

Namun di sisi lain, Ariston juga mengatakan bahwa penyebaran wabah yang masih meningkat tetap masih menjadi kekhawatiran pasar karena vaksin belum ditemukan.

"Ketegangan baru antara AS dan Tiongkok juga menjadi kekhawatiran baru pasar. Hubungan AS dan Tiongkok memanas karena provokasi AS soal penyebaran virus dan kini soal Hongkong," kata Ariston.

Baca Juga: Sempat Terhenti Karena Satu Pebasket Terpapar Corona, NBA Berencana Lanjutkan Musim di Disney World

Ariston memperkirakan rupiah hari ini berpotensi menguat ke kisaran Rp 14.600 per dolar AS dan resisten Rp 14.800 per dolar AS.

Pada Rabu 20 Mei 2020 lalu, rupiah ditutup menguat 60 poin atau 0,41 persen menjadi Rp 14.710 per dolar AS dari sebelumnya Rp 14.770 per dolar AS.***

Editor: Fitri Nursaniyah

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x