Joe Biden Kecam Donald Trump Atas Kerusuhan Pendukungnya di Gedung Capitol hingga Jatuh Korban Jiwa

7 Januari 2021, 16:22 WIB
Joe Biden. /Instagram.com/@joebiden

PR BANDUNGRAYA – Usai terpilihnya menjadi presiden Amerika Serikat (AS) yang akan mulai menjabat pada 21 Januari mendatang, Joe Biden mengecam Presiden Donald Trump karena gagal mencegah para pendukungnya yang berusaha menggerebek Gedung Capitol pada Rabu, 6 Januari 2021.

Joe Biden bahkan menyebut mereka "ekstremis" dan menggambarkan tindakan kekerasan mereka sebagai "pemberontakan" terhadap Amerika.

"Demokrasi kami berada di bawah serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya saat ini," kata Joe Biden dalam pidatonya di Wilmington, Delaware, tempat tim transisinya berada.

"Saya tegaskan pada massa-massa ini untuk mundur dan biarkan pekerjaan demokrasi yang maju," katanya.

Baca Juga: Pendukung Donald Trump Rusuh di Gedung Capitol, Korban Meninggal Dilaporkan Bertambah 3 orang

"Saya menyerukan untuk Presiden Donald Trump, segera muncul di televisi nasional sekarang untuk memenuhi sumpahnya, membela Konstitusi, dan mengakhiri pengepungan ini," ujarnya.

Pernyataan Joe Biden ini terjadi ketika pendukung Donald Trump yang kuat berhasil mengalahkan Polisi Capitol AS, mendobrak jalan ke Gedung Capitol, menghancurkan jendela, memanjat, dan berbaris ke ruang Senat.

Massa menghalangi apa yang seharusnya menjadi langkah terakhir dalam kemenangan Joe Biden atas Donald Trump dalam pemilihan presiden 2020.

Pada sore hari, rapat gabungan kongres mulai memvalidasi suara para pemilih di AS, dengan Joe Biden secara resmi terpilih sebagai presiden.

Baca Juga: BTS dan NCT Saling Susul, Berikut 10 Album K-Pop Terlaris Pekan Pertama 2021 di Gaon

Biasanya merupakan momen seremonial, namun Donald Trump menghabiskan minggu-minggu terakhirnya setelah kalah dari Biden pada 3 November, dengan menunjukkan bahwa pemilihan umum dicuri dan meyakinkan pendukungnya bahwa Partai Republik entah bagaimana dapat membalikkan hasil.

Kelompok pendukung Donald Trump di Partai Republik yang paling bersemangat, dipimpin oleh Josh Hawley dari Missouri dan Ted Cruz dari Texas, berencana menolak hasil dari beberapa negara bagian karena tuduhan palsu dan penipuan.

Sesaat sebelum Gedung Capitol diserang, kedua majelis mundur untuk memperdebatkan daftar suara yang diajukan oleh Arizona, negara bagian pertama yang diperebutkan.

Baca Juga: Rizieq Shihab Jalani Sidang Praperadilan, Polisi Beberakan Ajakan yang Picu Kerumunan Massa

Donald Trump yang tidak mengaku kalah dalam pemilihan, berbicara pada rapat umum besar yang dipromosikan di luar Gedung Putih tepat sebelum Gedung Capitol diserang.

Banyak orang pergi ke Washington atas desakan Donald Trump, yang ingin menekan Kongres agar tidak menjamin kemenangan Joe Biden.

Joe Biden berkata, "Sungguh mengejutkan dan menyedihkan bahwa negara kami, yang telah lama menjadi mercusuar cahaya dan harapan bagi demokrasi, telah sampai pada saat yang kelam."

“Pikirkan apa yang dipikirkan anak-anak kita yang menonton TV. Pikirkan tentang apa yang dilihat dunia," ujarnya.

Baca Juga: Pasca ‘Menghilangnya’ Tahu dan Tempe, Polisi Belum Temukan Penimbunan Maupun Permainan Harga Kedelai

Joe Biden menambahkan bahwa dia tidak mengkhawatirkan keselamatan dirinya atau keselamatan pelantikannya pada 20 Januari.

Tak lama setelah Joe Biden minta kepada Donald Trump untuk bersuara, Trump merilis video pendek di media sosial yang berbicara langsung dengan pendukungnya yang rusuh di Washington.

Donald Trump menyuruh mereka pulang sekarang dan berdamai. Donald Trump tidak mengatakan tindakan mereka salah dan masih bersikeras bahwa pemilu itu 'dicuri'.

Baca Juga: Rhoma Irama Dikabarkan Jadi Saksi Ahli di Sidang Praperadilan Rizieq Shihab

Dilansir PRBandungRaya.com dari SCMP, Facebook, Youtube dan Twitter menghapus video tersebut.

Seorang eksekutif Facebook mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa itu telah berkontribusi pada kekerasan, sementara Twitter memberi label peringatan.***

Editor: Bayu Nurullah

Sumber: SCMP

Tags

Terkini

Terpopuler