Tengah Hamil dan Kelaparan, Seekor Gajah Mati Mengenaskan setelah Diberi Makan Nanas Berisi Petasan

3 Juni 2020, 20:43 WIB
GAJAH Hamil di India yang meninggal karena diberi makan nanas berisi petasan.* /Mohan Krishnan/FACEBOOK

PR BANDUNGRAYA - Seekor gajah liar yang tengah hamil mati mengenaskan dalam posisi berdiri di Kerala, India. Diduga, gajah itu mati setelah penduduk desa memberinya makan berupa nanas isi petasan.

Gajah yang tak tahu apa-apa itu, dengan kondisi perutnya yang lapar, memakan nanas dari warga, namun sayangnya nanas itu justru mengandung petasan yang kemudian meledak di dalam mulut sang gajah.

Tak terhitung berapa banyak penderitaan sang gajah, ia yang tengah mengandung, ia yang kelaparan, namun justru diberikan makanan yang berhasil merenggut nyawanya.

Baca Juga: Nahas Pedagang Kaki Lima Ditembak Aparat saat Bentrok, Semasa Hidup Sering Beri Polisi Makan Gratis

Dilansir Pikiranrakyat-bandungraya.com dari Mothership, sebuah unggahan di media sosial Facebook membeberkan rincian insiden kematian gajah yang tengah hamil itu.

Kisah ini diungkap pertama kali oleh seorang petugas hutan di distrik Malappuram, Kerela Utara. Dia menceritakan kematian sang gajah di Malayalam, dia bahkan membagikan potret mengenaskan gajah itu

Gajah nahas itu disebutkan telah meninggalkan hutan, kemudian berkeliaran di desa terdekat untuk mencari makanan.

Baca Juga: Diklaim 80 Persen Ampuh Membunuh Corona, Antivirus COVID-19 Buatan Indonesia Dilirik Pasar Global

Saat dia berkelana di desa untuk mencari makan, penduduk memberikan gajah itu buah nanas yang telah diisi petasan di dalamnya.

"Dia mempercayai semua orang. Ketika nanas yang dia makan meledak, dia pasti terkejut tidak memikirkan dirinya sendiri, tetapi tentang anak yang akan dia lahirkan dalam 18 hingga 20 bulan," kata petugas hutan Mohan Krishnan yang merupakan bagian dari Tim Respon Cepat untuk menyelamatkan gajah.

Ledakan itu menyebabkan lidah dan mulutnya terluka parah. Gajah itu sempat berjalan di sekitar desa dengan rasa sakit dan kelaparan yang membakar. Kondisi itu diperparah sebab dia tidak bisa makan apa pun karena lukanya.

Baca Juga: Obati Rasa Kangen Pengunjung, Kebun Binatang Bandung Segera Hadirkan Wisata Virtual

Kendari telah disakiti, gajah yang berkeliaran di desa itu tidak melukai manusia sama sekali, padahal manusia yang telah membuat hidupnya sedemikian menderita.

"Dia tidak menyakiti satu orang pun bahkan ketika dia berlari dengan menahan rasa sakit di jalan-jalan desa. Dia tidak menghancurkan satu rumah pun. Inilah sebabnya saya berkata, dia penuh dengan kebaikan," ucap Krishnan.

Gajah itu akhirnya berjalan ke Sungai Velliyar dan berdiri di sana, ia menduga gajah itu sedang berusaha meredakan rasa sakit di mulutnya.

Baca Juga: Produksi APD, Ridwan Kamil Cek Penerapan Protokol Kesehatan Pabrik Eiger di Kabupaten Bandung

Foto yang diunggah Krishnan menunjukkan gajah itu berdiri di sungai dengan mulut dan belalai yang dimasukan ke dalam air, seakan meredakan rasa sakitnya akibat ledakan petasan.

Petugas hutan juga mengatakan dia pasti melakukan ini untuk menjaga agar luka-lukanya jauh dari lalat dan serangga lainnya.

Gajah itu kemudian ditemukan oleh petugas hutan sebelum dia mati. Sebagai upaya penyelamatan, petugas hutan membawa dua gajah tawanan, bernama Surendran dan Neelakanthan untuk membawa gajah yang terluka keluar dari sungai.

Baca Juga: Pulihkan Ekonomi Nasional Pascapandemi, Pemerintah Siapkan Dana Rp 52,57 Triliun untuk 12 BUMN

"Tetapi saya pikir dia memiliki indra keenam. Dia tidak membiarkan kita melakukan apa pun," kata Krishnan.

Setelah selama berjam-jam petugas berupaya menyelamatkan gajah nahas itu, sayang, gajah itu meninggal sore hari pada 27 Mei 2020 sembari berdiri di dalam sungai.

Gajah itu dibawa kembali ke dalam hutan dengan sebuah truk untuk dikremasi.

Baca Juga: Mixtape Suga BTS 'D-2' Tuai Kontroversi Soal Pembantai Massal Jim Jones, Agensi Hapus Intro Lagu

"Dia perlu diberi perpisahan yang layak. Untuk itu, kami membawanya ke dalam hutan dengan truk. Dia berbaring di sana di atas kayu bakar, di tanah tempat dia dibesarkan," kata petugas kehutanan itu.

"Dokter yang melakukan post-mortem mengatakan kepadaku bahwa dia tidak sendirian. Aku bisa merasakan kesedihannya meskipun ekspresi wajahnya tidak terlihat karena tertutup masker.

Para petugas mengkremasi gajah malang itu dalam sebuah tumpukan kayu di dalam hutan. Setelah dikremasi, para petugas membungkuk di depan bangkai gajah itu, seakan membayar dosa-dosa manusia yang telah menyakitinya.***

Editor: Fitri Nursaniyah

Sumber: Mothership

Tags

Terkini

Terpopuler