Bertindak Brutal dari Aniaya hingga Membunuh, Warga Nigeria Tuntut Pembubaran dan Sanksi untuk SARS

- 12 Oktober 2020, 13:54 WIB
/Twitter.com/@blazeotokpa

PR BANDUNGRAYA - Demonstran Nigeria dikabarkan akan terus melanjutkan aksinya dalam mencari keadilan bagi para korban kebrutalan polisi serta menuntut sistem perbaikan aparat keamanan. 

Sebelumnya, pihak berwenang telah mengumumkan, pembubaran Special Anti-Robbery Squad (SARS), yang telah lama dituduh melakukan pelanggaran hak asasi manusia yang berat. 

Dipicu dugaan pembunuhan pada seorang pria, yang dilakukan oleh seorang perwira di Nigeria selatan. 

Baca Juga: Akibat Sebuah Tayangan di Televisi, Hubungan Taiwan dan Tiongkok Semakin Memanas

Ribuan massa Nigeria pada minggu ini turun ke jalan, dalam sebuah aksi protes atas kebrutalan polisi, dan menuntut penghapusan penuh Pasukan Khusus Anti-Perampokan (SARS). 

Dukungan lainnya dilakukan melalui twitter dengan tagar #EndSARS, yang menuduh pemerasan, penyiksaan, dan bahkan pembunuhan di tangan anggota SARS. 

Setelah protes selama berhari-hari, Inspektur Jenderal Polisi Mohammed Adamu, mengatakan bahwa SARS telah dibubarkan. 

Baca Juga: Inilah 30 Besar Peringkat Reputasi Girl Group K-Pop Oktober 2020, BLACKPINK Berada di Posisi Pertama

Akan tetapi, petugas SARS belum diberikan sanksi, melainkan hanya dipindahkan tugaskan ke unit polisi lain. 

Dalam kesempatan yang sama, Auwal Musa Rafsanjani, direktur eksekutif Pusat Advokasi Legislatif Masyarakat Sipil, menyambut baik pembubaran unit tersebut, tetapi pengumuman itu tidak sesuai dengan harapan warga Nigeria. 

Halaman:

Editor: Fitri Nursaniyah

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x