Relawan Malah Terinfeksi Penyakit Aneh, Uji Klinis Vaksin Covid-19 Johnson & Johnson Dihentikan

- 14 Oktober 2020, 20:09 WIB
Ilustrasi vaksin Covid-19.
Ilustrasi vaksin Covid-19. /SciTech Daily

Itu adalah pendekatan yang sama untuk vaksin yang dikembangkan oleh pembuat obat Inggris-Swedia AstraZeneca dan Universitas Oxford. 

Uji coba fase terakhir vaksin itu dihentikan pada September setelah setidaknya satu peserta mengembangkan gejala neurologis yang tidak dapat dijelaskan. AstraZeneca telah melanjutkan studi di mana pun kecuali di Amerika Serikat. 

Dalam panggilan telepon pendapatan yang dijadwalkan sebelumnya dengan analis pada hari Selasa, Mathai Mammen, kepala penelitian dan pengembangan global untuk cabang farmasi J&J, mengatakan dia tidak tahu apakah penyakit yang memicu jeda terakhir adalah neurologis. 

Baca Juga: Waktunya Cek Merchant Baru ShopeePay Minggu Ini untuk Referensi Makanan hingga Kecantikan

Diperlukan setidaknya beberapa hari bagi perusahaan untuk mengumpulkan detailnya, katanya. 

Dia mengatakan perusahaan mengharapkan untuk mendaftarkan 60.000 relawan dalam dua atau tiga bulan, dan itu tetap di jalurnya. 

Perusahaan tetap bullish pada vaksin dan yakin itu akan mencegah virus corona pada setidaknya 70 persen orang yang menerimanya, tambahnya. 

Baca Juga: BTS Buka-bukaan Soal 6 Kelemahan Jungkook, Ternyata Maknae Orang yang Sederhana

J&J telah dengan aman menggunakan vaksin berbasis adenovirus untuk mengirimkan protein guna mensimulasikan respons kekebalan untuk 100.000 pasien terhadap penyakit seperti Ebola, menurut Wolk. 

“Kami sangat, sangat nyaman bahwa kami dapat mengatasi ini,” katanya. 

Halaman:

Editor: Fitri Nursaniyah

Sumber: Boston Globe


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x