PR BANDUNGRAYA - Sejak memasuki tahun baru 2021, sejumlah wilayah di Indonesia telah dihantam berbagai bencana alam.
Jumlah bencana alam yang terjadi hingga saat ini terus mengalami peningkatan.
Diberitakan sebelumnya, Badan Nasional Penangggulangan Bencana (BNPB) mencatat 236 kejadian bencana alam terjadi sejak 1 Januari 2021 hingga 28 Januari 2021.
Baca Juga: BLT Subsidi Gaji Terancam Dihentikan, Kemnaker Pastikan Tetap Bantu Pekerja Melalui Program Ini
Dari total tersebut, bencana hidrometeorologi masih mendominasi hingga 28 Januari 2021 yaitu bencana banjir, tanah longsor, dan puting beliung.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan adanya potensi multi bencana.
Multi bencana tersebut terjadi mulai dari potensi bencana hidrometeorologi, potensi gempa hingga potensi tsunami.
Potensi ini BMKG sampaikan agar nantinya masyarakat tidak panik dan lebih mewaspadai.
Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati.
"Kita perlu terus mewaspadai potensi multi bencana. Tidak hanya hidgrometeorologi, ada potensi gempa bumi dan potensi tsunami. Kami mengimbau agar kita tetap mewaspadai, namun tidak panik," katanya sebagaimana dikutip PRBandungRaya.com dari PMJ News.
Pihaknya meminta agar masyarakat memonitor perkembangan terbaru terkait informasi peringatan dini bencana.
"Gunanya agar kita bisa menyesuaikan diri, mengatur kegiatan kita atau menghindari tempat-tempat yang sudah terprediksi, karena setiap peringatan dini itu manfaatnya agar kita bisa mengatur rencana dan kegiatan. Cara untuk tidak panik seperti itu," tuturnya.
Baca Juga: Wacana Turnamen Pramusim Liga 1 2021, Ini Tanggapan Kiper Persib Bandung
Dwikorita mencontohkan peringatan dini BMKG terkait potensi gempa dan tsunami dapat dimanfaatkan masyarakat agar bisa mengantisipasi mencari tempat lebih tinggi.
Tak hanya itu, bagi warga yang tinggal di lokasi rawan bangunan runtuh juga perlu berhati-hati pada saat terjadi gempa.
Lebih lanjut, BMKG juga meminta masyarakat beradaptasi dan mitigasi terkait peringatan dini yang diberikan.
Misalnya menyesuaikan kondisi iklim terutama dalam kepentingan mengirimkan logistik, melakukan penangkapan ikan, cocok tanam, kegiatan pembangunan infrastruktur.***