Khawatir Terjadi Konflik Antar Negara, Jokowi Harap PBB Bisa Berbenah Diri

- 23 September 2020, 13:31 WIB
Presiden Joko Widodo saat menyampaikan pidato di Sidang PBB pada Rabu, 23 September 2020.
Presiden Joko Widodo saat menyampaikan pidato di Sidang PBB pada Rabu, 23 September 2020. /ANTARA

PR BANDUNGRAYA – Presiden RI Joko Widodo  atau Jokowi hari ini menyampaikan pidatonya dalam Sidang Majelis Umum (SMU) ke-75 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang dilakukan secara virtual, pada 7.30 WIB, Rabu, 23 September 2020.

Dalam kesempatan itu, Jokowi berharap supaya PBB dapat berbenah diri sehingga responsif serta efektif dalam menjawab berbagai tantangan global.

“PBB harus senantiasa berbenah diri melakukan reformasi revitalisasi dan efisiensi. PBB harus dapat membuktikan bahwa ‘multiterealism delivered’ termasuk pada saat terjadinya krisis PBB harus lebih responsif dan efektif dalam menyelesaikan berbagai tantangan global,” kata Presiden Jokowi saat berpidato dilansir dari Antara.

Baca Juga: Lakers Vs Nuggets, Murray Catat Tripel-Double untuk Bantu Nuggets Rebut Gim Ketiga

Pidato Jokowi tersebut disampaikan secara virtual dan disiarkan langsung di YouTube Sekretariat Presiden.

Jokowi juga mengajak agar semua elemen senantiasa bahu membahu memperkuat PBB agar tetap relevan dan kontributif.

“Kita semua memiliki tanggung jawab untuk terus memperkuat PBB agar tetap relevan dan semakin kontributif,” katanya.

Presiden Jokowi juga menjelaskan bahwa PBB bukan sekedar organisasi yang berada di Kota New York, melainkan sebuah cita-cita dan komitmen bersama seluruh bangsa untuk mencapai perdamaian dunia dan kesejahteraan.

“Indonesia memiliki keyakinan yang tidak tergoyahkan terhadap PBB, terhadap multikulturalisme, multikulturalisme adalah satu-satunya jalan yang dapat memberikan kesetaraan,” ujarnya.

Baca Juga: Berikut 10 Grup Band K-Pop yang Paling Banyak Diciutkan di Twitter dalam Setahun Terakhir

Menurut Jokowi, diciptakannya PBB 75 tahun lalu, sebagai bentuk upaya agar tidak terjadi peperangan, atau tidak mengulang kejadian perang dunia II, serta menciptakan dunia yang damai, stabil, dan sejahtera.

Presiden Jokowi juga mengingatkan bahwa menurutnya dunia ini belum mencapai visi dan misi yang PBB usung. Sebab, masih adanya konflik di berbagai belahan dunia.

Jokowi menilai jika prinsip-prinsip piagam PBB dan hukum internasional tidak diindahkan termasuk penghormatan terhadap kedaulatan dan integritas wilayah.

Ia menambahkan, bahwa di saat pandemi sekarang ini seharusnya membuat semua negara bersatu bukan ke arah sebaliknya.

Jokowi khawatir jika perpecahan dan rivalitas tidak segera diatasi akan dapat merusak stabilitas dan perdamaian yang sudah dijaga dan lestarikan selama ini.

Baca Juga: Pelimpahan Pembangunan Desa Kalinusu dari Pemkab Brebes kepada Dansatgas TMMD Reguler

“Kita tahu dampak pandemi ini sangat luar biasa dari sisi kesehatan maupun sosial ekonomi, kita juga paham virus ini tidak mengenai batas negara ‘no one is safe, until everyone is’. Jika perpecahan dan rivalitas terus terjadi maka saya khawatir pijakan bagi stabilitas dan perdamaian yang lestari akan goyah atau bahkan akan sirna,” ujar Jokowi.

Pidato Presiden Jokowi di sidang SMU PBB ke-75 ini menjadi yang pertama sejak ia menjabat sebagai presiden RI, sebab di periode pertamanya 2014-2019, wakil Presiden Jusuf Kalla yang menyampaikan pidato untuk mewakili Indonesia di forum Internasional tersebut.***

Editor: Bayu Nurullah

Sumber: Antara News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah